Sumbarkita – Kota Padang, terutama kawasan Kota Tua, menyimpan jejak sejarah yang memikat. Salah satu buktinya adalah keberadaan Klenteng See Hin Kiong, sebuah bangunan bersejarah bagi komunitas Tionghoa di kota ini.
Terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Klenteng No 312, Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Klenteng See Hin Kiong tidak hanya jadi klenteng tertua di Padang, tapi juga yang pertama kali didirikan.
Berikut informasi selengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber:
Sejarah Klenteng See Hin Kiong
Melansir dari situs resmi Ditjen Kebudayaan Indonesia, berdirinya klenteng See Hin Kiong berasal dari inisiatif para pendatang Tionghoa yang datang ke Padang. Kala itu, suku Tionghoa yang ada di Kota Padang tidak memiliki tempat untuk beribadah. Suku Tjiang dan Tjoan Tijoe yang datang untuk berdagang akhirnya mendirikan Klenteng Kwan Im pada tahun 1861. Namun, karena keteledoran pendeta Sae Kong, klenteng tersebut kebakaran.
Setelah terbakarnya klenteng tersebut, didirikanlah klenteng baru yang bernama Klenteng See Hin Kiong. Klenteng ini didirikan oleh Kapten Lie Goan Hoat, Letnan Lie Soen Mo, dan Letnan Lie Lian Hit. Klenteng ini dibangun pada tahun 1893 dan rampung pada tahun 1897.
Arsitektur Klenteng
Klenteng See Hin Kiong memiliki dua pintu masuk yang langsung menghadap halaman depan. Salah satu pintu masuknya berhadapan dengan sebuah kolam persegi di tengah halaman. Pada bagian depan bangunan induk, terdapat dua tempat pembakaran hio (perabuan).
Bagian dalam bangunan induk terbagi tiga ruangan, ruang tengah sebagai tempat ibadah utama, ruang semedi di sisi kanan, dan ruang perkantoran di sisi kiri. Atap klenteng dibuat mirip gonjong rumah gadang dengan hiasan naga dominasi warna merah dan kuning keemasan. Di ambang pintu tergantung papan nama berhuruf Cina dengan warna emas.
Pernah Terkena Kebakaran Hingga Gempa
Pada tahun 1861, klenteng yang awalnya berdinding kayu dan beratap rumbia mengalami kebakaran yang menghanguskan seluruh bangunan klenteng. Insiden itu mendorong Kapten Lie Goan Hoat bersama Letnan Liem Soen Mo dan Letnan Lie Bian Ek mengajak komunitas Tionghoa untuk membangun ulang klenteng.