Selain itu, penyaluran energi positif yang sangat sedikit seperti olahraga, musik dan sejenisnya juga menjadi faktor maraknya kenakalan remaja.
Sementara itu, kata Erianjoni, sekolah juga perlu melakukan evaluasi efektivitas program yang sudah dilakukan dengan melihat relevansi dukungan keluarga atau kontrol sosial orang tua pada anak.
“Sekolah, pihak kepolisian dan masyarakat harus berkoordinasi dan memberi edukasi pada remaja,” tukasnya.
Dalam penanganan kasus kriminal yang dilakukan remaja, semestinya dilakukan pembinaan di LPA anak seandainya hanya terlibat sanksi berupa pembinaan saja.
Sementara untuk kasus yang ditangani aparat, ia menegaskan aparat harus mengedepankan cara-cara humanis dalam menangani kasus anak.
“Pastinya tidak ada kewenangan aparat melakukan kekerasan pada anak, sejahatnya anak masih bisa dibina bukan dibinasakan,” pungkasnya.