“Dokter Ade juga mengatakan bahwa tidak ditemukan cairan di paru-paru Afif. Ini semakin meyakinkan saya bahwa anak saya meninggal di darat, bukan di air. Mengapa tidak ada air yang masuk? Ini menjadi misteri bagi kami,” tegas Afrinaldi.
Selain itu, Afrinaldi mengungkapkan bahwa kesaksian dari saksi MA, yang melihat Afif di jembatan dan dikelilingi oleh polisi tidak diekspos oleh penyidik. Padahal, saksi tersebut memberikan informasi yang berbeda dengan keterangan resmi kepolisian.
“Saksi MA melihat Afif dikelilingi oleh polisi dan meminta ampun, tetapi ini tidak disampaikan oleh penyidik. Mengapa kesaksian ini diabaikan? Kami berharap somasi ini bisa menjelaskan secara transparan dan detail apa yang sebenarnya terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, Ibu Afif, Anggun juga menyatakan keraguannya terhadap hasil forensik yang disampaikan. Ia berpendapat bahwa jika benar Afif jatuh dari ketinggian yang cukup tinggi, seharusnya terdapat lebih banyak patah tulang dan cedera serius pada tubuh anaknya.
“Kalau dia jatuh dari ketinggian, pasti banyak patah-patah di badannya, dan kepalanya pasti pecah. Saya meminta kepada pihak kepolisian dan penyidik untuk segera menyerahkan dokumen-dokumen yang kami minta, termasuk rekaman CCTV dan hasil otopsi pertama maupun kedua,” kata Anggun.
Menurut Anggun, hingga saat ini, pihak keluarga dan kuasa hukum belum menerima hasil autopsi yang dijanjikan oleh kepolisian, meskipun mereka telah meminta berkali-kali.
“Polisi berjanji akan memberikan hasil autopsi pertama dan kedua serta CCTV, tetapi sampai sekarang kami belum menerimanya. Kami berharap semua ini bisa segera diberikan kepada kami dan kuasa hukum,” tutupnya.