Padang – Angka kecelakaan perlintasan kereta api di Sumatera Barat (Sumbar) termasuk yang tertinggi di Indonesia.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub mencatat jumlah kecelakaan kereta api di Sumbar sejak 2015 hingga 2022 mencapai 178 kasus, dengan rata-rata 25 kecelakaan per tahun.
Sementara itu, pada 2023 kasus terakhir terjadi 25 Oktober lalu. Seorang mahasiswa Unand tewas tertabrak kereta api sekitar pukul 06.00 WIB di perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu, di Anak Air, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
Untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan kereta api, PT KAI Divre II Sumbar mengadakan program sosialiasi ke sekolah untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan.
Vice President PT KAI (Persero) Divre II Sumbar, Sofan Hidayah mengatakan pihaknya menyiapkan strategi sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan di perlintasan sebidang dengan melibatkan sekolah-sekolah yang berada di pinggiran rel kereta api.
“Sekolah yang berada di sekitar kawasan rel kereta api di Sumbar cukup banyak mulai dari SD hingga SMA,” ujarnya, dilansir dari Antara, Jumat, (3/11).
Ia menyebut program tersebut terinspirasi dari program nasional Millenials KAI goes to school yang mengunjungi sekolah-sekolah terpilih di Indonesia untuk mensosialisasikan perkeretaapian secara luas.
“Programnya kita tiru tetapi kontennya fokus pada keselamatan di perlintasan sebidang sehingga masyarakat semakin memiliki kesadaran terkait keselamatan di perlintasan,” katanya.