Sumbarkita – Aktivitas vulkanik Gunung Marapi di Sumatera Barat masih terus berlangsung hingga Maret 2025 dengan mencatatkan 9 kali letusan dan 5.753 kali hembusan. Letusan tertinggi terjadi pada 7 Maret 2025 dengan kolom abu mencapai 1.200 meter di atas puncak dan amplitudo sebesar 30,7 mm.
Petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad RifandI menerangkan bahwa aktivitas erupsi masih terpantau dengan tinggi kolom maksimum 1.200 meter, sementara tinggi hembusan maksimum mencapai 300 meter di atas puncak.
“Aktivitas erupsi dan hembusan masih teramati, namun tidak menunjukkan kecenderungan peningkatan tinggi kolom letusan maupun asap hembusan,” ujarnya, Senin (24/3).
Dia mengatakan, aktivitas kegempaan Gunung Marapi menunjukkan tren menurun, terutama pada gempa hembusan dan gempa vulkanik dalam yang berkaitan dengan pelepasan energi dan pasokan magma. Namun, gempa tektonik lokal justru mengalami peningkatan.
Meski terjadi penurunan aktivitas kegempaan, Ahmad menilai kondisi ini masih bersifat fluktuatif dan belum menunjukkan tren penurunan yang konsisten secara jangka panjang.
“Potensi letusan sewaktu-waktu tetap ada sebagai bentuk pelepasan akumulasi tekanan akibat dinamika pasokan fluida dan magma,” jelasnya.
Jika letusan terjadi, potensi lontaran material diperkirakan masih berada dalam radius 3 km dari pusat aktivitas di Kawah Verbeek. Sebaran abu vulkanik berpotensi mengganggu saluran pernapasan dan penerbangan, tergantung arah dan kecepatan angin.