Oleh: Salsabila Annisa Putri
Saat ini kampanye politik bisa ditampilkan di beragam flatform. Tidak lagi sekedar ditampilkan di televisi, koran, baliho, majalah, spanduk atau media lainnya, kampanye politik saat ini juga merambah media sosial (medsos).
Medsos dinilai sebagai alat yang efektif dan efisien bagi kontestan politik dan partai politik (parpol) untuk menggaet massa, terutama generasi muda. Ini karena pengguna medsos juga tertarik dengan isu-isu politik.
Selain itu, media yang identik dengan anak muda ini bisa menjangkau sasaran yang lebih luas dan lebih cepat. Medsos berbiaya jauh lebih murah dibanding alat kampanye lainnya.
Namun di balik itu, di medsos acap kali hadir informasi-informasi bias yang tidak sesuai fakta. Inilah tantangan bagi generasi milenial, yakni bagaimana menyerap dan menyaring informasi tersebut.
Kembali ke peran media sosial untuk kampanye politik bagi generasi milenial dan zilenial, terutama untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula. Generasi milenial adalah generasi yang terbilang pasif di politik. Namun mereka cukup kritis, apalagi di medsos. Mereka seringkali aktif menyampaikan opini dan mengkritisi berbagai kebijakan publik.
Karena itu, kampanye oleh politisi maupun parpol di medsos mesti logis. Jika tidak, maka bersiaplah menerima hujan kritikan. Alih-alih meraih suara milenial, bisa-bisa malah mereka kehilangan simpati. Pasalnya, generasi milenial aktif melacak banyak hal termasuk rekam jejak.
Adakalanya mereka aktif menyebarkan rekam jejak tersebut. Jika tak hati-hati, ini bisa menjadi bumerang pagi kontestan politik.
Maka, politisi maupun parpol yang berkampanye di media sosial haruslah jujur dan terbuka. Kemudian siap membuka ruang dialog dengan generasi milenial-zilenial.
Jadikan kampanye di medsos sebagai tempat berdialog, beropini dan bertukar pikiran. Ingat, generasi milenial-zilenial hanya akan memberikan hak politik jika itu dirasa sesuai dengan pikiran dan logikanya.
Selamat berkampanye di media sosial. *
Penulis merupakan Mahasiswa Departemen Ilmu Politik, Universitas Andalas.