SUMBARKITA.ID — Kelinci Sumatra yang ditemukan warga di dalam hutan Saniangbaka, Kabupaten Solok pada Selasa (7/6) lalu akhirnya mati. Satwa langka dan dilindungi itu mati diduga kematian akibat luka di bagian punggung, infeksi, anemia. Selain itu hewan bermotif harimau itu diduga stres.
Kepala Balai KSDA Sumatera Barat Ardi Andono membenarkan perihal matinya satwa tersebut. Menurut Ardi, Kelinci Sumatra itu mati pada Minggu (12/6/2022).
“(mati) Setelah mengalami kejang dan beberapa penyebab lain,” kata Ardi dikutip dari keterangan resminya, Selasa (14/6/2022).
Ia menjelaskan, saat ditemukan kondisi Kelinci itu tidak sehat. Sehingga, BKSDA harus menyerahkan hewan itu ke Yayasan Kalaweit untuk diobservasi dan dirawat.
Diketahui, hewan dengan nama latin Nesolagus netscheri juga dikenal dengan nama Kelinci Sumatra telinga pendek atau Kelinci belang Sumatra. Satwa ini adalah jenis kelinci liar yang hanya dapat ditemukan di hutan tropis di pegunungan Bukit Barisan di pulau Sumatra.
Kelinci Sumatra berukuran panjang sekitar 40 cm dengan motif kulit garis-garis kecoklatan. Kelinci Sumatra memiliki ekor berwarna merah, dan bawah perutnya berwarna putih.
Hewan ini biiasanya tinggal di hutan dengan ketinggian 600-1400 meter dari permukaan laut. Kelinci ini merupakan hewan nokturnal, dengan menempati bekas atau liang hewan lain. Makanannya adalah pucuk daun muda dan tanaman yang berukuran pendek.
Populasi kelinci Sumatra mengalami penurunan yang signifikan yang diakibatkan oleh perambahan hutan. (hm/sk)