Ia mengusulkan agar lansia diberikan akses gratis pada layanan Trans Padang sebagai bentuk kepedulian.
“Tidak semua warga, khususnya lansia dan masyarakat di Padang pinggiran, paham akan teknologi digital. Transportasi publik juga harus memperhatikan aspek inklusi bagi seluruh warga, tidak hanya yang berpendidikan atau paham teknologi,” ungkap Iqbal.
Selain itu, ia menekankan bahwa angkutan kota (angkot) perlu dijadikan mitra transportasi yang bisa diintegrasikan sebagai feeder atau penghubung ke layanan Trans Padang.
Menurutnya, angkot tak perlu dihilangkan, melainkan diremajakan agar dapat berkontribusi dalam aksesibilitas transportasi publik di Kota Padang.
Petahana Klaim Trans Padang Menjadi Andalan Warga
Sementara itu, Paslon nomor tiga, Hendri Septa Hidayat, menegaskan bahwa pada masa kepemimpinannya sebelumnya, ia telah memperluas layanan Trans Padang dengan membuka lima koridor dalam waktu setengah tahun.
Hendri mengklaim bahwa Trans Padang kini telah menjadi moda transportasi yang efektif, terjangkau, dan dapat diandalkan oleh warga.
“Trans Padang ini terbukti bermanfaat bagi masyarakat Kota Padang. Selama dua setengah tahun, saya sudah memperluas koridor dan ingin melanjutkan pengembangan ini untuk menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama dengan memberikan akses gratis bagi yang membutuhkan,” jelas Hendri.
Dia berkomitmen untuk menjadikan Trans Padang sebagai solusi transportasi massal di Padang, dengan menambahkan koridor baru dan meningkatkan integrasi layanan agar lebih efisien.