Sumbarkita – Bencana banjir lahar dingin dan galodo yang melanda Sumatera Barat beberapa waktu lalu telah menyebabkan kerusakan besar pada lahan pertanian milik masyarakat. Banjir ini membawa material lumpur, kayu, dan batu yang menghancurkan lahan-lahan pertanian, mengakibatkan kerugian signifikan bagi para petani.
Lahan pertanian yang terdampak tersebar di enam kabupaten, yaitu Agam, Tanah Datar, Pasaman, Padang Panjang, Pariaman, dan Pesisir Selatan. Kerusakan yang terjadi tidak hanya mempengaruhi produksi pertanian, tetapi juga mengancam mata pencaharian para petani, yang lahan mereka kini tidak bisa lagi ditanami.
Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar, Febrina Tri Susila Putri, mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian telah menyiapkan dana bantuan senilai lebih dari Rp33 miliar untuk memulihkan sektor pertanian pascabencana.
“Dari total dana tersebut, Rp23 miliar diantaranya merupakan bantuan reguler yang meliputi penyediaan pupuk dan benih, sementara Rp10 miliar dialokasikan untuk pendanaan reklamasi dan pengangkatan material sisa banjir,” jelas Febrina kepada Wartawan di Kuranji, Selasa (13/8).
Ia menambahkan bahwa dana reguler senilai Rp23 miliar sudah mulai didistribusikan ke 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat. Sementara itu, dana reklamasi Rp10 miliar sedang dalam proses distribusi.
“Yang 23 miliar itu dana reguler, itu sudah on going dibagikan ke 19 kabupaten kota. untuk reklamasi pengangkatan material itu ada 10 miliar yang sudah masuk dan sedang posisi pendistribusian,” ucapnya.