Pesisir Selatan – Ketua Baznas Pesisir Selatan, Yose Leonando menyampaikan klarifikasi terkait kisruh yang sedang terjadi di internalnya. Yose mengurai kisruh ini dengan bicara soal keadilan dan pemerataan bagi seluruh kecamatan di Pessel. Dia juga menyinggung tahun politik yang menghangat.
“Baznas Pessel memiliki program-program kemasyarakatan yang tertuang di RKAT, seperti RTLH, pendidikan, bantuan berobat, bantuan bencana, mualaf, BMU UMKM dan lain sebagainya,” demikian Yose memulai klarifikasi melalui keterangan tertulis, Rabu (13/9/2023).
Secara spesifik dia kemudian merinci perihal Bantuan Modal Usaha untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (BMU UMKM) yang disalurkan Baznas Pessel. Meski tak disebutkan secara gamblang, namun kuat dugaan pendistribusian BMU UMKM inilah yang menjadi pemicu gejojak di tubuh Baznas Pessel.
Menurutnya, para pimpinan Baznas Pessel awalnya sepakat memberikan bantuan gerobak kepada mustahiq dengan tempelan lambang Baznas di gerobak. Tujuannya, selain penerima gerobak merasakan manfaat, juga akan menimbulkan kepercayaan masyarakat untuk berzakat ke Baznas.
“Tetapi belakangan, pola itu berubah dengan bantuan uang, etalase, bantuan bahan, sehingga program awal menjadi kurang optimal dan promosi menjadi berkurang. Sementara, itu diperlukan untuk meningkatkan perolehan zakat di saat pengumpulan zakat berkurang,” ujarnya.
Dia merasa perubahan pola itu seolah-olah dipaksakan. Bahkan, kata dia, distribusi bantuan dibagi menjadi quota per pimpinan dan staf amil.
“Saya sudah menyarankan (menyampaikan pertimbangan) apakah tidak akan menimbulkan masalah karena proposal berasal dari 15 kecamatan, apakah cakupan proposal yang diajukan wakil-wakil pimpinan Baznas akan merata?,” kata Yose.
Rupanya saran tersebut tak dihiraukan. Rekap penerima BMU UMKM kemudian diajukan oleh empat wakil ketua dan staf amil untuk 131 orang calon penerima BMU UMKM yang berdomisili di Kecamatan Bayang Utara, Bayang, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera dan Lengayang pada pleno 10 Agustus 2023 tanpa dihadiri ketua.
