SUMBARKITA – Pemerintah resmi menaikan harga bbm mulai Sabtu (3/9/2022) pada pukul 14.30 WIB.
Kebijakan ini langsung ditanggapi dengan respon negatif dari masyarakat, terutama oleh mereka yang kesehariannya menggunakan kendaraan bermotor.
Salah satunya adalah Habil (24) seorang kurir jasa pengiriman barang di Padang ini mengeluhkan kebijakan yang dinilai menyengsarakan rakyat tersebut.
“Bayangkan saja pak, saat sebelumnya rata-rata saya waktu ngurir bisa habiskan BBM sampai Rp20 ribu untuk bekerja, kalau dengan harga baru yang tentu bisa habis Rp30 ribu bahkan lebih untuk BBM saja,” ujarnya pada Sumbarkita.
Baca Juga : Pasca Kenaikan BBM, Ini Cara Pedagang BBM Eceran di Padang Menyiasatinya
Lebih lanjut ia membandingkan gajinya dengan biaya tranportasi yang mesti dikeluarkan untuk bekerja, jika dengan harga terbaru maka setengah gaji yang ia peroleh habis hanya untuk bbm saja.
“Rp30 ribu itu kalau dikali 30 sudah hampir sejuta. Kalau gaji hanya Rp2 juta tentu itu sudah setengahnya. Untung-untung kalau gajinya lebih, kalau di bawah Rp2 juta bagaimana?” keluhnya.
Lebih jauh ia menyatakan bahwa dengan harga sebelumnya sudah terasa mahal. Kenaikan harga BBM tentu akan membuat pengeluaran untuk transportasi terasa jauh lebih mahal.
“Rata-rata gaji di Kota Padang hanya Rp2 hingga Rp2,5 juta. Harga BBM sebelumnya sekitar Rp7ribuan itu saja rasanya sudah susah, apalagi sekarang sudah naik,” ungkapnya
Selain kenaikan biaya transportasi, dirinya juga mencemasakan dampak luas kenaikan bbm seperti naikan harga pokok dan makanan.
“Tentu ini akan memicu kenaikan segala lini dan bisa berdampak lebih buruk lagi daripada sekedar kenaikan biaya transportasi,” ungkapnya. (*)
Editor : Putra Erditama