Sumbarkita – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mencatat pekerja yang kehilangan pekerjaan sejak awal Januari hingga Maret 2025 telah mencapai 60 ribu orang. Sementara Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan bahwa 40 ribu pekerja kena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Januari dan Februari 2025. PHK massal ini mengingatkan publik pada janji pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming untuk menciptakan 19 juta lapangan kerja.
Presiden KSPI Said Iqbal mengungkapkan, terdapat perbedaan data korban PHK antara KSPI dengan Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker). Menurutnya, sejak delapan tahun lalu data KSPI dengan Kemnaker selalu berbeda. Terbaru Kemnaker melaporkan hanya 18.610 pekerja yang di-PHK selama Januari-Februari 2025.
Said mengatakan, perbedaan itu terjadi karena KSPI mengumpulkan data jumlah korban PHK dari serikat pekerja, sementara data Kemnaker berasal dari Dinas Ketenagakerjaan Daerah.
Mengapa jumlah korban PHK yang diperoleh KSPI lebih banyak dari data pemerintah?
“Banyak perusahaan tidak melaporkan angka PHK sesuai fakta di lapangan. Sementara serikat pekerja di perusahaan langsung melaporkan data PHK terkini ke KSPI pusat,” kata Said dalam keterangannya, dikutip Sabtu (12/4).
Terlepas dari itu, badai PHK ini dinilai sangat kontradiktif dengan janji kampanye Prabowo-Gibran. Janji penciptaan 19 juta lapangan kerja diwacanakan Gibran Rakabuming Raka saat menyampaikan visi dan misi pada acara Debat Cawapres Pilpres 2024 yang diselenggarakan KPU pada 21 Januari 2024. Saat itu Gibran menjanjikan 19 juta lapangan kerja untuk generasi muda dan perempuan.
Alih-alih menciptakan jutaan lapangan kerja, yang terjadi justru PHK massal. Publik menilai hal ini tentu sangat ironis. Jauh panggang dari api.