SUMBARKITA – Tiga hari belakangan, banyak warga Pariaman serta warganet mempertanyakan, bagaimana cara Wali Kota Pariaman menghitung jumlah pengunjung di hari puncak perayaan Tabuik sehingga mengatakan jumlah kunjungan tembus hingga 200 ribu orang.
Perihal 200 ribu pengunjung tersebut juga menjadi trending diberbagai media sosial dan surat kabar lainnya yang diterbitkan satu hari usai pergelaran puncak acara Tabuik.
Baca Juga : Sisi Lain Hoyak Tabuik: Mereka yang Mengais Rezeki dari Sisa Sampah Pengunjung
Menurut warga yang Sumbarkita temui, pernyataan Walikota Pariaman tentang jumlah pengunjung Tabuik itu agak berlebihan jika melihat kondisi real yang terjadi.
“Kalau banyak sih ia, namun saya yakin tidak sampai 200 ribu orang. Jumlah itu banyak sekali. Menurut saya sekitar 100 ribu orang,” ungkap Yurisman salah satu pedagang di Pantai Gandoriah, Rabu (17/8/2022).
Kendatipun demikian Yurisman mengakui bahwa ia juga tidak mempunyai patokan atau tolok ukur yang pas.
Namun ia yakin dengan melihat situasi saat itu dan berapa banyak dagangannya yang laku terjual.
“Tidak banyak juga kok dagangan saya yang laku. Sama saja pada tahun sebelumnya,” jelas pedagang itu.
Baca Juga : Ternyata Bukan Hanya Tabuik, Ini Keunikan Budaya yang Ada di Pariaman
Senada dengan Yurisman, pengguna akun instagram atas nama Yuliamahaputri juga cetus menanyakan tolok ukur Pemkot Pariaman dalam menghitung jumlah pengunjung Tabuik dalam kolom komentar akun yang memposting berita tersebut.
“Dari mana bapak menjumlahkan pegunjung sebanyak itu, dari karcis, ah yg bener? ” begitu komentarnya.