SUMBARKITA.ID — Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meminta penggunaan tes antigen dikurangi. Sebaliknya, dia meminta tes PCR untuk menangani kasus COVID-19 diperbanyak karena tingkat akurasinya lebih tinggi.
“Memang antigen ini jangan terlalu banyak. Sebab, tingkat positivity rate-nya itu menjadi sangat rendah,” kata Ma’ruf melalui rilis media, Kamis (22/7/2021).
Pernyataan tersebut disampaikan Ma’ruf saat memimpin rapat koordinasi penanganan COVID-19 secara virtual bersama gubernur, bupati/wali kota, serta jajaran Satgas COVID-19 di wilayah Provinsi Jawa Timur, Rabu (21/07).
Angka positivity rate kasus COVID-19 di Provinsi Jawa Timur masih cukup tinggi, yakni 39,24 persen, jauh di atas standar World Health Organization (WHO), yakni 5 persen. Karena itu, Ma’ruf meminta ini jadi perhatian serius.
“Saya berharap terutama soal koordinasi, konsolidasi data, jangan sampai misalnya gubernur tidak tahu ada berapa vaksin yang masuk,” katanya.
Ma’ruf juga meminta koordinasi mengenai berbagai masalah seperti bed occupancy rate (BOR), ketersediaan oksigen, dan lain-lain di semua wilayah agar terus ditingkatkan, sehingga apabila dibutuhkan dapat dilakukan antisipasi secara cepat.
“Langsung kalau ada masalah bisa berkoordinasi dengan Pak Menteri Kesehatan, dengan Satgas, dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri),” ucapnya.
Wapres Ma’ruf juga meminta para kepala daerah di Provinsi Jawa Timur memacu penyerapan anggaran penanganan COVID-19, yang dilaporkan masih rendah.
Terkait rencana pelonggaran terhadap berbagai bidang usaha seperti pedagang kaki lima (PKL) seusai pelaksanaan PPKM darurat, Ma’ruf meminta agar ini dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Ini sebenarnya untuk supaya mereka yang mencari penghidupannya harian itu kemudian bisa mulai kembali, tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat,” tuturnya.
Soal pemberlakuan pelevelan (levelling) PPKM terhadap suatu wilayah berdasarkan asesmen situasi pandemi, yakni level 1, 2, 3, atau 4, Ma’ruf mengingatkan agar wilayah yang telah mencapai level rendah penularan COVID-19 tidak naik kembali.
“Kalau nanti sudah diketahui (levelnya), saya minta jangan ada level yang sudah turun (menjadi) naik, tapi justru yang di level 4 (misalnya) yang harus turun sedikit demi sedikit menjadi 3, turun (lagi) 2. Nah, ini saya kira jangan sampai justru sebaliknya, yang sudah di level 3 malah naik ke 4 misalnya,” ujarnya dilansir Detikcom. (*/sk)