Sumbarkita – Debat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pariaman 2024 pada Minggu (3/11), diwarnai dengan adu argumen menarik seputar program-program unggulan di bidang keagamaan.
Dalam sesi tersebut, pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Genius Umar dan Muhammad Ridwan, memaparkan program baru “Satu Desa, Satu Rumah Tahfiz” sebagai langkah inovatif untuk memperkuat spiritualitas masyarakat serta, menurut mereka, mengurangi risiko turunnya bencana alam di Pariaman.
Pertanyaan terkait program ini diajukan oleh paslon 03, Yota Balad dan Mulyadi. Mulyadi menyoroti bahwa program-program keagamaan yang dijanjikan paslon 01 dalam periode sebelumnya, seperti MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah), MDU (Madrasah Diniyah Ula), MDW (Madrasah Diniyah Wustha), dan pusat pendidikan Al-Quran, hingga kini belum terlihat hasil nyatanya.
Ia mempertanyakan keseriusan paslon 01 dalam program-program baru seperti “Satu Desa, Satu Hafiz” dan “BFB Atas Pihak Quran” apakah benar program ini akan direalisasikan atau hanya sekadar langkah menarik hati masyarakat dalam mendekati pemilih beragama Islam.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Muhammad Ridwan, calon wakil wali kota dari paslon 01, memberikan jawaban yang unik dan berbeda. Ia menyatakan bahwa dirinya dan Genius Umar tidak ingin terus melihat ke belakang, melainkan fokus pada masa depan Pariaman.
Menurut Ridwan, “Satu Desa, Satu Rumah Tahfiz” adalah salah satu langkah strategis untuk menciptakan generasi yang religius sekaligus memperkuat ketahanan spiritual masyarakat Pariaman dalam menghadapi ancaman bencana, terutama gempa bumi.
“Kami tidak bisa membendung gempa atau membuat kanal untuk mencegahnya, tetapi kami bisa memperkuat ketakwaan dan kecintaan masyarakat terhadap Al-Quran. Program Rumah Tahfiz di tiap desa ini kami yakini sebagai ikhtiar spiritual agar masyarakat semakin dekat dengan nilai-nilai keagamaan. Harapannya, bencana dapat ditunda atau setidaknya dikurangi risikonya,” jelas Ridwan.
Ridwan melanjutkan bahwa ancaman bencana, seperti gempa berkekuatan besar, sudah menjadi kekhawatiran utama para ahli terhadap Kota Pariaman. Berdasarkan berbagai penelitian, potensi gempa besar mencapai magnitudo 9,1 bisa terjadi di masa depan. Ridwan menilai bahwa dalam menghadapi ancaman sebesar itu, kekuatan spiritual masyarakat adalah hal yang penting untuk dibangun.