SUMBARKITA.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar mengklaim terjadi penurunan jumlah masyarakat yang hidup dalam taraf miskin ekstrem. Jumlah itu disebut terus turun dari tahun 2020 lalu.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar, Medi Iswandi mengatakan menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) angka kemiskinan ekstrem di Sumbar turun 0,14 persen di tahun 2022. Turun 0,91 persen (50,84 ribu) di tahun 2021, menjadi 0,77 persen (43,67 ribu) tahun 2022.
Medi menyebut angka penurunan ini menjadi yang tertinggi nomor tiga di Sumatra, bersama dengan Provinsi Jambi. Sementara di tingkat nasional, Sumbar juga termasuk satu dari 20 provinsi yang mengalami penurunan kemiskinan ekstrem.
“Jika kita runut dari tahun 2020, kondisi kemiskinan ekstrem di Sumbar terus menurun. Mulai dari 83,930 jiwa (1,53 persen) di tahun 2020, turun menjadi 50.840 (0,91 persen) tahun 2021, dan sekarang turun menurun menjadi 43.670 (0,77 persen) tahun 2022,” ujar Medi, Selasa (8/10/2022).
Penurunan tersebut menurut Medi, tak lepas dari konsistensi Pemprov Sumbar melaksanakan berbagai program unggulan untuk pemberdayaan di berbagai bidang, seperti bidang entrepeneur, pertanian, dan pariwisata.
Di daerah perkotaan misalnya, kata Medi, Pemprov Sumbar menggencarkan program 100 ribu entreprenur. Program ini mendapat dukungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berupa alokasi anggaran aspirasi DPRD Sumbar.
Sementara bagi pedesaan, sambung Medi, program terpadu di sektor pertanian menjadi salah satu hal yang berperan dalam penurunan kemiskinan. Sektor pertanian itu, kata dia, dalam arti luas, mulai perkebunan, perikanan/kelautan, kehutanan (perhutanan sosial), peternakan dan pertanian holtikultura.