Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Selatan, Agustina Rahmadani, menjelaskan bahwa tempe goreng merupakan makanan yang mengandung protein sehingga tepat untuk anak dan ibu yang pergi ke posyandu. Ia menjelaskan bahwa anak balita yang sudah tumbuh gigi sudah bisa mengonsumsi tempe goreng.
“Pemberian makanan tambahan di posyandu merupakan kolaborasi pemerintah nagari dengan kader posyandu. Makanan tambahan yang diberikan adalah makanan yang meningkatkan konsumsi protein, seperti kacang-kacangan dan ikan. Bubur kacang hijau dan tempe goreng termasuk makanan yang mengandung protein. Jadi, tempe goreng boleh dikonsumsi anak balita yang giginya sudah lengkap. Buat ibu hamil dan menyusui juga bagus,” tuturnya.
Mengenai ibu yang tidak mendapatkan bubur kacang hijau, tetapi hanya mendapatkan tempe goreng, Agustina mengimbau ibu-ibu untuk datang membawa anak ke posyandu pukul 9.00 atau 10.00 WIB. Jika ibu-ibu datang pukul 11.00 WIB, katanya, ia khawatir pelayanan tutup atau hampir berhakhir.
Sebelumnya diberitakan bahwa seorang ibu di Kampung Tanjung Gadang, Nagari Amping Parak Timur, Kecamatan Sutera, Lisna Fitri Yenti, mengeluh karena kedua anak balitanya diberi dua potong tempe goreng tipis oleh posyandu setempat. Ia mengunggah video tempe tersebut di akun Facebook-nya menggunakan fitur siaran langsung pada Selasa (11/3) siang.
“Dua anak balita ke posyandu, ini yang didapat,” katanya dengan sambil menunjuk ke dua potong tempe goreng beserta remahannya.
Setengah jam setelah mengunggah video itu di Facebook, Pipit, panggilan ibu tersebut, didatangai dua kader posyandu. Pipit menceritakan bahwa salah satu kader tersebut mempertanyakan mengapa Pipit mengunggah video itu di Facebook.