“Rendang dari Solok, Tanah Datar, atau Padang bisa berbeda. Setiap daerah punya kekhasannya masing-masing, dan itu yang menjadikan kuliner kita kaya dan beragam,” ucap Audy.
Di sisi lain, Plt Gubernur juga mengimbau agar masyarakat Minang yang merantau tetap menghormati adat dan budaya tempat mereka berada.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Sebagai pendatang, tentu kita harus menghargai masyarakat asli setempat,” tambahnya.
Menurut Audy, langkah terbaik saat menghadapi polemik ini adalah dialog. Ia juga berencana untuk berdiskusi dengan ketua organisasi masyarakat Minang untuk mencari solusi terbaik agar perbedaan ini tidak menimbulkan konflik.
“Kita cari solusi bersama agar semua pihak merasa dihargai tanpa merugikan satu sama lain. Tidak perlu ada tindakan berlebihan, cukup saling mengingatkan dengan baik,” pungkasnya.