“Anak kami ditekan, dimaki-maki, diancam. Dia dalam tekanan dan intimidasi. Dia juga dilarang menceritakan masalahnya kepada keluarga,” kata UJ.
Dari percakapan WhatsApp itu, UJ juga membaca permintaan korban supaya pacarnya tidak terus mengata-ngatainya dan tidak menuduhnya macam-macam. Ia menceritakan bahwa pada akhir percakapan mereka, pacar korban, dengan bahasa kiasan, berencana bunuh diri. Ia menyebut bahwa rencana bunuh diri itu muncul beberapa kali dalam percakapan keduanya.
“Mereka hendak bunuh diri bersama. Di malam kejadian itu mereka juga membicarakan di mana baiknya pacar korban menggantung dirinya,” ucap UJ.
R (24), kakak korban, mengatakan bahwa ia tidak tahu alasan adiknya nekat bunuh diri. Ia menyebut bahwa adiknya nekat melakukan tindakan itu karena merasa bersalah atau merasa ditinggal sendirian atau percaya bahwa keduanya memang akan mengakhiri hidup bersama.
R mengatakan bahwa keluarganya berencana untuk membawa kasus itu ke Polsek Sutera dengan membawa bukti percakapan RM dengan pacarnya sebelum RM bunuh diri.
“Anak saya harus mengakhiri hidupnya oleh tindakan yang mereka lakukan berdua, tetapi hanya anak saya sendiri yang harus menanggung semuanya. Kami sudah kehilangan, menanggung beban sosial sendirian, sementara keluarganya lepas tanggung jawab,” ucap UJ.
UJ menyayangkan keluarga pacar korban tidak datang menemui keluarga korban. UJ menyebut bahwa hanya pacar korban yang datang pada hari pertama korban ditemukan bunuh diri.