“Melihat kejadian tersebut, Seplina lansung memberitahukannya kepada Masrianti, kakak Gafman. Anggota korban, Hendri, langsung menurunkannya dari tempat tergantung dengan memotong tali menggunakan parang, kemudian mengangkat korban ke dalam rumah,” ujar Adriyon.
Adriyon mengatakan bahwa sekitar pukul 15.40 WIB, empat personil Polsek Tanjung Emas datang ke lokasi dan meminta keterangan dari saksi dan masyarakat sekitar. Ia menyebut bahwa anggotanya menyita seutas tali tambang yang digunakan Gafman untuk gantung diri.
Kemudian, kata Adriyon, sekitar pukul 17.00 WIB, tim dokter dari Puskesmas Tanjung Emas datang ke lokasi untuk memeriksa tubuh Gafman. Ia menyebut bahwa dokter tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
“Setelah mendengarkan hasil pemeriksaan dari tim dokter, keluarga korban menerima kejadian itu sebagai musibah dan tidak akan melakukan upaya hukum. Hal tersebut dikuatkan dengan surat pernyataan yang dibuat oleh keluarga korban,” tutur Adriyon.
Mengenai penyebab Gafman bunuh diri, Adriyon mengatakan bahwa Gafman diduga depresi karena sakit lambung bertahun-tahun dan sudah tiga tahun bercerai dengan istrinya. Menurut cerita yang ia dengar dari keluarga Gafman, Adriyon mengatakan bahwa sebelum ditemukan gantung diri, Gafman memperlihatkan gelagat ingin bunuh diri.
“Gafman bertanya kepada kemenakannya, ‘Ada Baigon cair? Untuk obat sakit perut.’ Kata kemenakannya, tidak ada dan Baigon bukan obat sakit perut. Menurut cerita keluarganya, dia sudah bertahun-tahun sakit perut, tapi tidak sembuh walau sudah berobat ke mana-mana, seperti ke dokter dan paranormal,” ucapnya.