SUMBARKITA.ID – 28 rumah milik perantau Minang rusak akibat gempa bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Akibatnya, puluhan perantau saat ini bertahan di pengungsian.
Humas Ikatan Keluarga Minang Cianjur dan Sekitarnya, Ade Adrian Chaniago mengatakan sebagian besar rumah perantau mengalami kerusakan yang cukup parah.
“Dari puluhan rumah, 60 persennya di antaranya rusak berat. Sisanya rusak ringan hingga sedang,” ujarnya saat dihubungi Sumbarkita.id via telepon, Kamis (24/11/2022).
Jumlah perantau Minang yang rumahnya rusak, kata Ade, mencapai ratusan jiwa. Pihaknya telah mendirikan posko pengungsian sebagai tempat hunian sementara bagi perantau yang kehilangan hunian.
Selain itu, Masjid Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang didirikan perantau Minang di Cianjur juga dijadikan tempat pengungsian sementara bagi warga dan perantau Minang.
“Perantau Minang yang rumahnya hancur ada 35 orang. Mereka telah dievakuasi ke masjid untuk sementara. Urusan konsumsi dan keperluan mereka segala macam, kami penuhi secara swadaya,” sebutnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembagian nasi bungkus ke warga terdampak gempa. Setidaknya ada 1.000 nasi bungkus yang dibagikan pada hari kedua pascagempa.
“Nasi bungkus yang dibagikan itu dihimpun dari rumah makan Minang yang ada di sini,” ungkap Ade.
Ade berharap uluran tangan dari masyarakat di Sumbar untuk perantau Minang yang menjadi korban gempa Cianjur.
“Istilahnya, paubek luko bagi urang awak yang ada di siko,” sebutnya.
Sejauh ini, dari informasi yang dikumpulkan pihaknya belum ada perantau Minang yang menjadi korban jiwa. Namun, ada perantau Minang yang istri dan dua anaknya meninggal dunia karena tertimpa bangunan.
“Istrinya itu merupakan orang Cianjur. Mereka sudah termasuk keluarga Minang dan kami prioritaskan agar mendapatkan bantuan,” sebutnya.
Editor: RF Asril