SUMBARKITA.ID — Rencana konversi kompor LPG 3 kg menjadi kompor listrik induksi terus menuai tanggapan dari berbagai kalangan. Penggunaan kompor juga telah banyak menuai kritik.
Kritikan tersebut salah satunya dilontarkan oleh Anggota DPR Komisi VII Mulan Jameela. Mulan menilai, kompor listrik belum tentu cocok digunakan masyarakat Indonesia kebanyakan. Sebab, masakan khas Indonesia biasanya memakan waktu lama untuk mengolahnya.
Penggunaan kompor listrik dinilai Mulan membutuhkan alat masak khusus. Permukaan yang datar membuat wajan berbentuk cekung kurang pas digunakan.
Apalagi jika ingin memasak dalam kapasitas banyak, tentu membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding jika menggunakan kompor gas biasa. Seperti misalnya memasak rendang atau ketupat yang diketahui membutuhkan tempat masak besar dengan durasi 4-7 jam.
“Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai anggota dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah aja punya kompor listrik tetap tak bisa lepas dari yang gas, karena masakan Indonesia ya beda bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran gitu aja,” ungkap Mulan dalam rapat kerja Komisi VII dengan Ditjen ILMATE Kemenperin, beberapa waktu lalu, dikutip Minggu (25/9/2022).
Selain itu, kata Mulan, untuk menggunakan kompor listrik, wadah masak yang digunakan juga harus tersedia secara khusus.
“Tadi disampaikan kompor induksi ini harganya aja Rp 1,5 juta. Oke gratis. Apakah sudah termasuk wajan dan panci? Apa tersedia dalam berbagai ukuran? Belum lagi masalahnya kan wajan dan pancinya mahal-mahal,” ungkap Mulan.
Pemerintah, menurut Mulan harus memikirkan seluruh aspek jika ingin mengkonversi kompor gas menjadi kompor listrik. Karena, kapasitas listrik di masing-masing rumah tangga berbeda dan membutuhkan daya yang besar.