Sumbarkita – Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, mencatatkan pencapaian luar biasa dalam sektor pertanian pada tahun 2024. Produksi jagung di daerah tersebut mencapai 1.021,8 ton, mengalami lonjakan signifikan sebesar 137,8 ton dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 884 ton.
Marini Jamal, Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kota Pariaman, melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan DPPP Kota Pariaman, Marlina Sepa, menyampaikan bahwa peningkatan ini merupakan hasil dari berbagai langkah yang diambil oleh Pemerintah Kota Pariaman untuk mendukung para petani setempat.
“Alhamdulillah, produksi jagung pada 2024 meningkat dari tahun sebelumnya,” ujar Marlina Sepa pada Sabtu, 27 Januari 2025.
Sebagai bentuk dukungan terhadap petani, Pemko Pariaman memberikan bantuan benih dan pupuk meskipun jumlahnya terbatas mengingat anggaran daerah yang ada. Jagung yang ditanam di Kota Pariaman mayoritas dibudidayakan di lahan kering, berbarengan dengan tanaman lainnya seperti kelapa, mengikuti rekomendasi dari Kementerian Pertanian RI.
Pemko Pariaman berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi jagung sebagai bagian dari upaya mendukung program nasional swasembada pangan. Marlina Sepa berharap, peningkatan produksi jagung ini dapat memberikan motivasi lebih bagi petani setempat, serta memperbaiki perekonomian mereka dan memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Pada 2024, total luas tanam jagung di Pariaman mencapai 165,3 hektar yang tersebar di empat kecamatan. Kecamatan Pariaman Timur mencatatkan produksi terbesar dengan 427,8 ton, diikuti oleh Kecamatan Pariaman Selatan dengan 264 ton, Kecamatan Pariaman Utara dengan 252 ton, dan Kecamatan Pariaman Tengah dengan 78 ton.
Adapun bulan dengan produksi jagung tertinggi adalah bulan November, yang mencapai 210 ton, diikuti oleh bulan April dengan 141 ton, dan Oktober dengan 123 ton. Peningkatan ini menjadi bukti nyata komitmen Pemko Pariaman dalam memajukan sektor pertanian serta memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan regional.