Meskipun sedikit menurun pada tahun 2022 menjadi 33,78 ribu jiwa atau 7,11 persen, jumlah penduduk miskin kembali naik pada 2023 menjadi 35,09 ribu jiwa atau 7,34 persen.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan belum efektif.
Pertumbuhan Ekonomi yang Tertinggal
Di bidang ekonomi, tiga tahun kepemimpinan Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar, belum mampu memberikan dorongan signifikan.
Berdasarkan data BPS Sumatera Barat, Pesisir Selatan mencatat pertumbuhan ekonomi terendah kedua di provinsi ini untuk tahun 2023.
Pada 2022, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini mencapai 4,01 persen, sejajar dengan Solok Selatan, dan hanya unggul tipis dari Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung.
Sedangkan kabupaten lain mencatat angka yang lebih tinggi, seperti Tanah Datar dengan 4,16 persen, Agam 4,21 persen, dan Padang dengan 4,31 persen.
Pada tahun 2023, meskipun ada sedikit peningkatan menjadi 4,19 persen, Kabupaten Pesisir Selatan turun ke peringkat kedua terbawah di Sumatera Barat, hanya lebih baik dari Kabupaten Kepulauan Mentawai yang mencatat penurunan dari 4,94 persen pada tahun 2022 menjadi 4,04 persen pada 2023.
Banyak pihak menilai, kepemimpinan Bupati Rusma Yul Anwar di Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan tantangan yang memerlukan solusi cepat dan efektif.
Dengan peningkatan pengangguran, lonjakan kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi yang tertinggal, langkah-langkah strategis dan konkret sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi ini demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.