SUMBARKITA.ID — Pada Minggu, polisi Israel mengawal sekitar 50 pemukim Yahudi ke kompleks Al-Aqsa di Yerusalem setelah kekerasan polisi Israel dalam beberapa pekan terakhir memicu protes dan kekerasan yang berujung pada serangan Israel di Gaza.
Hal ini disampaikan otoritas Islam, Waqf, yang bertugas menjaga situs suci tersebut.
Waqf menyampaikan, polisi mengeluarkan anak-anak muda Palestina dari kompleks Masjid Al-Aqsa dan melarang Muslim di bawah 45 tahun masuk ke kompleks tersebut.
Muslim yang masuk harus meninggalkan kartu identitas mereka pada polisi di pintu masuk. Menurut Waqf, tiga Muslim ditangkap, termasuk seorang penjaga.
Juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfeld mengatakan situs itu terbuka untuk “kunjungan reguler” dan polisi mengamankan kawasan itu untuk mencegah “insiden”, tapi tanpa menjelaskan lebih lanjut insiden yang dimaksud. Demikian dilansir Al Arabiya, Senin (24/5).
Sebelumnya pada Jumat, polisi Israel bentrok dengan warga Palestina setelah salat Jumat di kompleks Al-Aqsa, hanya beberapa jam setelah gencatan senjata antara Israel-Hamas diberlakukan.
Waqf menyampaikan, hari Minggu merupakan pertama kalinya orang Yahudi diizinkan berkunjung ke situs itu sejak 4 Mei, sepekan sebelum kekerasan terjadi.
Masjid Al-Aqsa adalah tempat paling suci ketiga bagi umat Islam. Al-Aqsa berlokasi di atas puncak bukit di Kota Tua Yerusalem yang dianggap Yahudi sebagai situs paling suci mereka karena merupakan lokasi yang tercantum dalam kitab suci mereka.
Selanjutnya di halaman berikutnya