Sumbarkita – Ratusan petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman yang awalnya berencana menggelar demonstrasi akhirnya membatalkan aksi mereka. Dino, petugas kebersihan DLH Pariaman, menduga pembatalan itu terjadi diduga akibat adanya ancaman akan dikeluarkan dari dinas tersebut. Mereka merupakan peserta seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), yang berubah status dari memenuhi syarat menjadi tidak memenuhi syarat sehingga batal menjadi PPPK.
Dino mengungkapkan bahwa mereka bahkan dikeluarkan dari grup WhatsApp internal. Namun, Kepala DLH Kota Pariaman, Fery, membantah adanya ancaman tersebut.
“Tidak ada ancaman seperti itu. Saya malah mengatakan kalau ingin demo, silakan saja. Namun, tugas dan tanggung jawab harus tetap dilaksanakan terlebih dahulu,” ujar Fery kepada Sumbarkita, Rabu (26/3).
Fery mengatakan bahwa kalau sejumlah petugas kebersihan mogok kerja, tumpukan sampah di beberapa titik Kota Pariaman tidak terangkut.
“Kalau mereka mogok, tentu sampah tidak bisa dibersihkan. Sanksinya bisa berupa teguran. Jika tetap tidak diindahkan, tentu ada sanksi lebih berat. Selain itu, mereka tidak akan menerima gaji pada hari mogok karena sistem pembayaran mereka dihitung per hari,” tuturnya.
Terkait dengan isu penghapusan anggota dari grup WhatsApp, Fery menegaskan bahwa pihaknya tidak mengeluarkan petugas kebersihan dari grup tersebut.
“Kami tidak mengeluarkan mereka dari grup WhatsApp. Mereka sendiri yang keluar,” katanya.
Fery menambahkan bahwa pihaknya menyayangkan aksi mogok yang dilakukan petugas kebersihan, terutama jika berdampak pada masyarakat.
“Kami tidak melarang demo, tapi tanggung jawab harus tetap dijalankan agar tidak merugikan orang lain,” ucapnya.