“Kami tidak ditunggangi siapapun, kami terdiri dari mahasiswa juga ada putra asli Kota Payakumbuh. Kami tidak neko-neko kami berharap KPU mempertimbangkan. Kasus itu sudah sampai pada proses penyidikan di Polda Sumbar, inspektorat Sumbar juga sudah membenarkan mengenai LHP BPK Sumbar tersebut,” ujarnya.
Mardian juga menyebutkan kalau tidak ada tindakan ataupun tanggapan dari KPU Payakumbuh, pihaknya akan kembali turun, sesuai dengan perkembangan kasus ini di Polda Sumbar.
Aksi demo mendapat reaksi penolakan dari sejumlah emak-emak. Mereka keberatan LSM tersebut menggelar demo di Payakumbuh. Emak-emak beralasan bahwa peserta aksi bukan warga Payakumbuh.
“Pergi kalian dari Payakumbuh. Kami yang akan memilih, kalian bukan orang Payakumbuh,” terdengar massa kontra aksi menyampaikan seruan.
Sejumlah emak-emak itu mencurigai bahwa aksi itu didalangi seseorang. Mereka menilai tuntutan aksi demo tidak jelas masalahnya.
Emak-emak itu mengaku sudah melacak kelompok demo tersebut, menurut mereka peserta demo adalah orang-orang bayaran.
“Mereka sudah biasa melakukan aktivitas demo pesanan seperti ini,” kata salah satu emak-emak yang ikut mencegat demo itu.