Sumbarkita – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) terus memantau pertumbuhan awan-awan konvektif di sekitar Gunung Marapi. Hal ini dilakukan usai peningkatan status gunung dari waspada menjadi siaga dan juga mewaspadai intensitas hujan.
Untuk diketahui, awan kovektif merupakan awan yang sering dikaitkan dengan adanya cuaca buruk, terutama jenis Cumulonimbus. Awan Cumulonimbus (Cb) adalah awan Cumulus yang besar dan menjulang tinggi sebagai awan hujan yang disertai angin kencang dan petir.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan menyampaikan pemantauan dilakukan untuk melihat pertumbuhan awan yang bisa menyebabkan hujan dengan intensitas cukup tinggi. Selain itu, sebagai bentuk antisipasi bencana.
“Dari pemantauan itu, BMKG bisa menganalisa serta memberikan laporan akurat kepada pemangku kepentingan terkait langkah apa saja yang harus dilakukan saat musim hujan,” kata dia yang dikutip melalui Antara Sumbar pada Sabtu (9/11).
Ia menyebutkan, diperkirakan hingga Desember 2024 Sumbar berpotensi besar diguyur hujan dengan intensitas yang signifikan. BMKG mewanti-wanti karena dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir lahar dingin.
“Kalo hujan lebat maka tumpukan material di atas Gunung Marapi bisa berpotensi menimbulkan bencana lahar dingin,” ujarnya.