SUMBARKITA.ID — Anggota DPR RI Komisi I Fadli Zon mengaku tak berdaya menahan pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja. Fadli Zon pun menyatakan permohonan maaf. Namun, pernyataan Fadli Zon itu menuai beragam komentar.
Selaku legislator, Fadli Zon mengaku powerless atau tak memiliki daya untuk mencegah pengesahan UU Ciptaker. Elite Partai Gerindra terkejut dimajukannya jadwal rapat paripurna pengesahan UU Cipta Kerja.
“Sebagai anggota DPR, saya termasuk yang tak dapat mencegah disahkannya UU ini. Selain bukan anggota Baleg, saya pun termasuk yang terkejut adanya pemajuan jadwal sidang paripurna kemarin, sekaligus mempercepat masa reses. Ini bukan apologi, tapi realitas dari konfigurasi politik yang ada. Saya mohon maaf,” kata Fadli Zon dalam keterangannya.
Sejak awal, Fadli Zon berpandangan pembahasan omnibus law Cipta Kerja tidak tepat-waktu dan tidak tepat-sasaran. Disebutnya tidak tepat waktu karena negara berada di tengah-tengah pandemi.
“Prioritas utama mestinya isu kesehatan dan kemanusiaan seperti dinyatakan Presiden sendiri,” kata Fadli Zon.
Pasca ucapannya itu, Fadli Zon malah dapat ‘serangan’ dari sesama anggota dewan. Pernyataan Fadli Zon itu dinilai sebagai bentuk pencitraan.
“Faktanya dia di forum resmi tidak bersuara,” kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi kepada wartawan, Rabu (7/10/2020).
Awiek sapaan akrab dari Baidowi, menilai Fadli Zon bisa menyampaikan pendapatnya melalui fraksi. Awiek juga menyindir Fadli Zon yang tidak menyampaikan pendapat dalam forum rapat paripurna.
“Saya kira Pak Fadli Zon selaku anggota DPR kan punya fraksi. Beliau bisa menyampaikan kepada fraksinya, bukan di media. Begitu pun dengan paripurna, kalau tidak setuju di forum kenapa diam saja? Kan semua anggota punya hak bicara,” ujar Awiek.
Lebih lanjut, Awik mengatakan semestinya Fadli Zon bisa meminta penugasan kepada fraksinya untuk ditugaskan di panja pembahasan omnibus law Cipta Kerja. Awiek pun mengapresiasi anggota Fraksi Gerindra lain yang berargumen di forum panja saat membahas UU tersebut.
“Atau setidaknya minta ke fraksinya untuk ditugaskan di panja RUU Ciptaker. Kami cukup salut dengan teman-teman sefraksi Pak Fadli Zon yang beradu argumen di panja, bukan hanya pencitraan di media,” ujarnya.
Merespons Fadli Zon, DPP Gerindra memastikan partai sudah menampung aspirasi rakyat. Gerindra mengatakan sudah bekerja maskimal.
“Walau saya bukan anggota Baleg, saya pastikan perjuangan Gerindra menampung dan mengakomodir aspirasi rakyat sudah maksimal,” kata Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman kepada wartawan pada Rabu (7/10/2020).
Habiburokhman menghormati komentar Fadli Zon. Ia enggan memberikan komentar lebih lanjut terhadap pernyataan Fadli.
“Saya nggak bisa mengomentari senior saya sendiri, saya menghormati beliau,” ujar Habiburokhman.
Sementara itu, NasDem menilai Fadli Zon berbeda pandangan dengan fraksinya soal pengesahan UU Cipta Kerja. Jika diibaratkan militer, Fadli Zon disebut melakukan tindakan indisipliner ke fraksinya.
“Kalau dalam dunia militer, tentu itu indisipliner. Tapi, kalau dalam demokrasi, tentu perbedaan harus dihargai,” kata Wakil Ketua Fraksi NasDem Willy Aditya kepada wartawan, Rabu (7/10/2020).
Meski demikian, Willy menghormati pernyataan yang disampaikan Fadli Zon. Menurutnya, Fadli Zon berhak berpendapat meski Fraksi Gerindra mendukung UU Cipta Kerja.
“Saya kira itu hak beliau. Meski dari Gerindra yang mendukung penuh UU Ciptaker ini, sebagai pribadi tentu dia punya hak untuk berpandangan lain. Dan itu harus dihormati,” ujarnya.
Sedangkan Anggota Baleg DPR dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan merasa heran dan geli atas sikap Fadli Zon. Arteria khawatir pernyataan Fadli Zon disalahtafsirkan.
“He-he-he…, semoga itu buat lucu-lucuan saja. Takutnya bisa disalahtafsirkan Bang Fadli melecehkan nalar publik,” kata Arteria kepada wartawan, Rabu (7/10/2020).
Arteria mengatakan Fadli Zon semestinya bertanya soal UU Cipta Kerja kepada Ketua Baleg DPR RI Supratman Andi Agtas, yang juga berasal dari Gerindra. Arteria kemudian menyebut Fadli memiliki kuasa atas sikap fraksi partainya di DPR.
“Kan jelas walau dia bukan anggota Baleg, kan Ketua Baleg-nya Pak Supratman, yang secara kepartaian masih satu partai. Belum lagi dengan melihat jabatan Bang Fadli di partai yang punya pengaruh untuk tentukan kebijakan fraksi,” ucap Arteria.
“Justru dalam rapat-rapat, lihat saja rekam jejak digitalnya, Fraksi PDI Perjuangan-lah yang paling kritis, cermat, bahkan terkesan seperti oposisi dalam pembahasan RUU Cipta Kerja,” imbuhnya dilansir detikcom. (ag/sk)
KOMENTAR