Sumbarkita – Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi menggelar upacara peringatan Hari Bela Negara ke-76 di halaman Balai Kota Bukittinggi, Kamis (19/12). Acara ini mengusung tema “Gelorakan Bela Negara untuk Indonesia Maju.”
Dandim 0304/Agam, Letkol. Arm Bayu Ardhitya Nugroho yang bertindak sebagai inspektur upacara, membacakan amanat Presiden RI, Prabowo Subianto.
Dalam amanatnya, presiden menyampaikan, Hari Bela Negara ke-76 ini merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen bersama dalam menjaga dan memperkuat persatuan bangsa Indonesia.
Perkembangan lingkungan strategis dan geopolitik terkini menunjukkan dinamika yang semakin kompleks dan berpotensi membawa dampak signifikan terhadap keamanan global.
Ketegangan antar negara, pergeseran aliansi, dan meningkatkannya persaingan untuk menguasai sumber daya strategis telah menciptakan ketidakpastian. Selain itu, isu-isu seperti konflik regional, perang siber dan perubahan iklim mempengaruhi keamanan internasional.
Semangat bela negara bukan hanya tanggung jawab aparat pertahanan, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. Ini adalah tugas bersama dalam menjaga kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Oleh karena itu diperlukan antisipasi, penyelarasan, updating kebijakan pertahanan, dan pelaksanaan strategi pertahanan negara yang tepat. Hal tersebut untuk menghadapi tantangan- tantangan dalam rangka penerapan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata),” tegasnya.
Sishankamrata merupakan strategi pertahanan negara terbaik karena Indonesia memiliki keunggulan jumlah penduduk dan wilayah nusantara yang luas.
Dalam konteks tersebut, Kementerian Pertahanan telah melaksanakan program Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN). Kegiatan PKBN ini merupakan salah satu upaya dari revolusi mental melalui pembangunan karakter bangsa di lingkup pendidikan, masyarakat dan pekerjaan.
Hal tersebut sejalan dengan delapan Asta Cita Kabinet Merah Putih yaitu memperkokoh ideologi Pancasila dan memperkuat pembangunan SDM menuju indonesia Emas 2045.
Presiden RI mengingatkan, tugas bela negara bukan hanya milik Kementerian Pertahanan, TNI dan Polri semata namun merupakan tugas dan kewajiban kita semua sebagai seluruh komponen bangsa.
“Dengan semangat bela negara, saya yakin kita mampu menghadapi berbagai macam rintangan dan menggapai cita-cita bangsa. Mari kita bersama- sama mempersembahkan dedikasi yang terbaik bagi bangsa sesuai dengan peran dan profesi kita masing-masing,” ujarnya
Sementara itu, Bayu menambahkan, Hari Bela Negara juga menjadi momen penting untuk kembali mengingatkan bahwa Kota Bukittinggi pernah ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, pada masa Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Hal ini terjadi setelah Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibu kota RI, jatuh ke tangan Belanda. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta beberapa tokoh lainnya ditawan oleh Belanda.
Untuk mempertahankan kelangsungan pemerintahan, dibentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), yang berpusat di Kota Bukittinggi.
“Ini merupakan sejarah bagi Kota Bukittinggi, jangan sampai sejarah ini dilupakan,” tegasnya.