Sumbarkita – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menaikkan tarif dagang untuk impor produk-produk China menjadi 104 persen. Keputusan itu berlaku mulai Rabu (9/4).
Trump merespons perlawanan China terhadap tarif dagang yang diputuskannya pekan lalu di mana ia menetapkan China mendapatkan tarif dagang 34 persen. China kemudian membalas dengan menaikkan tarif terhadap impor barang-barang asal AS. Trump mengamuk dan menambahkan 50 persen lagi.
Tambahan tarif itu berlaku di atas tarif dagang yang sebelumnya berlaku untuk China. Sejak era Joe Biden, AS sudah menetapkan tarif dagang untuk China rata-rata 20,8 persen. Selain itu, Trump juga sudah menerapkan tarif tambahan 20 persen untuk China pada Maret 2025.
CNN melaporkan, mulai Rabu ini total tarif rata-rata ekspor China ke AS akan melonjak hingga hampir 125 persen. Perhitungan itu berdasarkan pernyataan Sekretaris Pers Karoline Leavitt. Dia menegaskan Trump tak mau mengalah dengan perlawanan China melalui perang tarif.
“Negara-negara seperti China, yang memilih untuk membalas dan mencoba menggandakan perlakuan buruk mereka terhadap pekerja Amerika, telah melakukan kesalahan,” kata Leavitt, Selasa (8/4).
“Presiden Trump memiliki tulang punggung baja, dan dia tidak akan patah,” imbuhnya.
Leavitt menyebut China ingin membuat kesepakatan, tetapi tidak tahu caranya.
Diketahui, China menjadi negara kedua sumber impor AS tahun lalu. China memasok barang-barang dengan total harga US$439 miliar atau sekitar Rp7.440 triliun (asumsi kurs Rp16.945 per dolar AS).
Sementara itu, AS mengekspor barang dengan nilai total US$144 miliar atau Rp2.400 triliun ke China pada 2024. Saling balas tarif dinilai akan melukai industri domestik dan akan berbuntut PHK massal.