SUMBARKITA.ID — Pemuda Pancasila (PP) Padang Pariaman membantah tudingan bahwa organisasi tersebut menghalang-halangi dan mengintimidasi mahasiswa saat melakukan aksi damai di depan Kantor Bupati setempat. PP juga membantah tuduhan pihaknya mengintimidasi dan mengancam pengurus Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (SEMMI) wilayah Sumbar.
Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Padang Pariaman Imran Zahdi Dt. Tumangguang Basa mengatakan, tudingan menghalang-halangi dan mengintimidasi mahasiswa yang melakukan aksi adalah keliru.
“Malah sebenarnya kami menasehati adik-adik mahasiswa ini agar melakukan aksi dengan menjaga sopan santun dan etika, bukan menghalang-halangi dan mengintimidasi,” kata Imran Zahdi didampingi Dankoti Pemuda Pancasila Padang Pariaman Seven Boy Bandaro Rajo Bungsu, Kamis (6/7/2023).
Nasihat itu disampaikan, kata Imran, karena aksi damai yang dilakukan oleh mahasiswa dinilai dilakukan dengan cara-cara tidak beretika dan melecehkan kepala daerah.
“Mereka banting mikrofon saat orasi, padahal di sana ada polisi, ada kepala bidang. Kemudian orasi juga menggunakan kalimat-kalimat tidak beretika menyerang fisik kepala daerah, menyebut perut bupati buncit karena korupsi dan sebagainya. Ini kan tidak sopan. Ini yang kami ingatkan, kami nasihati,” kata Imran.
“Jadi, sekali lagi tidak ada menghalang-halangi dan melakukan intimidasi. Narasi yang berkembang liar ini perlu diluruskan,” sambungnya.
Imran juga membantah pihaknya melakukan ancaman atau intimidasi kepada pengurus SEMMI pasca kejadian di Kantor Bupati Padang Pariaman sebagaimana yang dilaporkan ke Polda Sumbar.
“Organisasi PP, anggota maupun pengurus tidak pernah mengancam seperti yang dituduhkan,” tegasnya.
Kemudian terkait keberadaan Pemuda Pancasila di lokasi mahasiswa melakukan aksi, Imran menjelaskan, bahwa itu hanya kebetulan semata.