Bukittinggi – Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi melalui Dinas Pariwisata berkomitmen untuk terus berupaya menjaga stabilitas tingkat kunjungan wisatawan ke Bukittinggi. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Rofie Hendra, Minggu (17/11).
Ia mengungkapkan upaya itu terus dilakukan dalam tiga tahun terakhir. Terbukti pada tahun 2022, tercatat sebanyak 1,4 juta pengunjung yang merupakan tingkat kunjungan tertinggi selama 10 tahun terakhir dan 1,2 juta pengunjung di 2023.
Sementara, untuk tahun 2024, meskipun secara umum tingkat kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat (Sumbar) sangat menurun dengan terjadinya beberapa bencana alam seperti erupsi Gunung Marapi, jalan longsor yang menutup akses transportasi antar kota dan di tengah isu gempa, tetapi kota Bukittinggi masih mencatatkan kunjungan yang tinggi dibanding daerah-daerah lainnya.
“Angka kunjungan yang cukup tinggi, yang berdampak positif pada peningkatan PAD, tercatat pada tahun lalu saja, objek wisata berbayar kita menghasilkan PAD sebesar Rp22.706.416.500, Sehingga, Bukittinggi masuk 10 kota terfavorit se-Indonesia untuk dikunjungi saat liburan,” kata Rofie yang dikutip melalui Antara Sumbar pada Minggu (17/11)
Rofie mengatakan untuk menambah daya tarik wisata yang beririsan dengan peningkatan ekonomi masyarakat, Pemko Bukittinggi telah bangun Stasiun Lambuang, yang digadang-gadangkan menjadi pusat kuliner terbesar di Sumbar. Selain itu, masyarakat di beberapa kelurahan yang tergabung dalam pokdarwis, juga telah “menyulap” beberapa potensi wisata, yang kini mulai viral di tengah masyarakat.
“Sebut saja, Taman Panorama Baru. Kemudian, saat ini juga ada Tabiang Barasok. Ada juga beberapa potensi wisata lainnya yang dikelola masyarakat setempat dan dukungan kita pemko. Sehingga impian untuk menciptakan wisata yang terintegrasi, dapat diwujudkan,” jelasnya.