Dia berharap dalam waktu dekat Kementerian PU sudah bbisa menyiapkan untuk proses kontrak yang ditargetkan bisa segera kdiaksanakan. Setelah itu bisa langsung masuk ke proses konstruksi.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menjelaskan terkait pengerjaan flyover Sitinjau Lauik untuk tahap pertama ini akan dikerjakan sepanjang 2,7 kilometer hingga kawasan Panorama 1, dimana anggaranya hampir Rp2,8 triliun.
Tahap pertama ini direncanakan akan membutuhkan waktu selama dua tahun, artinya flyover Sitinjau Lauik tahap pertama selesai pada 2027. Setelah tahap pertama, jelas Andre, akan dilanjutkan pembangunan tahap kedua yakni sepanjang lebih kurang 4 kilometer hingga kawasan Panorama 2 dengan total anggaran mencapai Rp3 triliun.
Dikatakannya untuk pembangunan tahap kedua itu akan dilakukan pada 2027 dan diharapkan dapat menjadi solusi mengatasi permasalahan longsor yang kerap terjadi di kawasan tersebut.
“Jadi pembangunan akan dilakukan tahap demi tahap,” tegasnya.
Andre juga berharap keberadaan flyover Sitinjau Lauik itu tidak hanya sebagai infrastruktur untuk lalu lintas kendaraan saja, tapi juga bisa membangun rest area.
“Tapi jangan sampai seperti flyover Kelok Sembilan. Makanya dari sekarang perlu diwacanakan untuk membangun rest area, jadi akan ada UMKM juga,” jelasnya.
Selain itu, kendati flyover telah digunakan nantinya, bukan berarti jalur yang lama tutup, tapi masih tetap bisa digunakan oleh pengendara.
“Jadi seperti apa nanti ketentuannya, akan dibahas lagi. Sekarang kami berharap pengerjaan bisa berjalan sebaik mungkin,” tutup Andre.