Selanjutnya, Bupati Solok itu menilai perekonomian Sumbar saat ini masih stagnan. Ia menyebut, untuk membandingkan ekonomi dengan provinsi lain harus aple to aple.
“Di Sumatera yang awalnya kita rangking tiga setelah Sumut dan Sumsel, sekarang kita rangking 9, hampir sama dengan Bengkulu,” tandasnya.
Epyardi juga menyebut, pola pikir masyarakat Sumbar juga harus diubah. Ia mengatakan, Sumbar tidak akan maju jika pemimpinnya tidak adil, tidak visioner dan pemimpinnya beroposisi dengan pemerintah.
“Sumbar memerlukan pemimpin, ulama dan umaro’, jadi calon pemempin itu harus juga punya jiwa enterpreneur, dan kecerdasan akademis,” katanya.
Ditanya soal strateginya dalam memajukan Sumbar, Epyardi mengatakan akan mengolaborasikan sumber daya alam berupa keindahan alam Sumbar dengan masyarakat Sumbar yang berjiwa bisnis.
“Sumbar memang tidak memiliki sumber daya alam melimpah seperti Riau, tapi kita mempunyai keindahan alam yang bagus dan masyarakatnya yang berjiwa bisnis. Kedua hal ini bisa dikolaborasikan untuk mendongkrak perekonomian Sumbar,” jelasnya.
“Sektor pertanian juga akan kita maksimalkan karena alam kita yang subur juga menjadi nilai tambah untuk kemajuan daerah,” pungkasnya.