PADANG, SUMBARKITA – Sumatra Barat (Sumbar) berhasil mencatatkan sejumlah prestasi dalam panggung sejarah Bangsa Indonesia di berbagai bidang. Tak terkecuali dalam bidang kesenian, terutama seni rupa.
Namun, potensi besar dari kesenian selama ini belum mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah (Pemda) di Sumbar. Padahal, di beberapa negara, kesenian dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian.
“Seni saat ini masuk dalam kategori ekonomi baru. Saat ini ruangnya sangat terbuka. Di beberapa negara, kesenian memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendapatan negara,” kata Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumbar, Muhammad Rayhan, Sabtu (20/8/2022).
Rayhan yang ditemui saat pameran Mix Media SNAI di Galeri Taman Budaya Sumbar itu mengatakan bahwa potensi seni rupa di Sumbar amat besar dan menjanjikan untuk dikembangkan lebih jauh.
“Banyak pikiran-pikiran liar, kritis, dan kreatif yang tertuang pada karya seni rupa dari Sumbar. Kita juga punya kampus yang punya jurusan seni rupa, seperti ISI Padang Panjang dan UNP,” kata Rayhan lagi.
Rahyan juga menilai selama ini belum terjalin relasi yang begitu baik antara dunia seni rupa dengan potensi ekonomi lain yang ada di Sumbar.
“Kita belum ada industrinya. Agar bisa berkembang, industri seni harus terkoneksi dengan pariwisata dan berbagai sektor lainnya,” ungkapnya.
Ia juga sangat menyayangkan bahwa potensi besar dari dunia seni di Sumbar juga belum memiliki tata kelola yang baik.
“Sayang jika karya-karya luar biasa ini, hanya berakhir sampai di ruang pajang atau pameran saja,” kata Rayhan.
“Tentunya, perupa terutama bagi yang baru, mesti bertahan hidup juga. Harus ada keseriusan pemerintah provinsi dalam menjawab hal ini. Kita harus duduk bersama untuk memikirkan masa depan seni rupa akan didawa ke mana,” katanya lagi.
Minimnya dukungan itu membuat hasil karya dari perupa di Sumbar hanya dinikmati segelintir kalangan karena minimnya promosi yang dilakukan.
“Bisa dilihat dari pengunjung yang datang pada pameran ini. Kebanyakan dari mereka ini adalah orang yang terlibat dengan komunitas seni rupa itu sendiri. Peluang ekonominya tinggi, namun kurang terekspose,” pungkasnya. (*)
Editor: RF Asril