SUMBARKITA.ID – Berbicara Lubang Jepang di Sumatera Barat, mayoritas pikiran orang pasti akan tertuju pada Lubang Jepang di Bukittinggi. Namun, ternyata Lubang Jepang juga ada di Kota Padang. Bahkan Lubang Jepang di Kota Padang ini bak labirin. Terpanjang, Terumit dan terbanyak di Pulau Sumatera. Jika berbicara Lubang Jepang terbesar, memang berada di Kota Bukittinggi.
Usut demi usut, ternyata alasan Jepang membuat lubang sedemian banyaknya di Kota Padang tersebut demi kepentingan militer.
Jepang sadar kali dengan geografis Kota Padang yang banyak perbukitan di tepi pantai. Kontur geografis ini dirasa cocok menjadikan Kota Padang sebagai benteng pertahanan jika mendapat gempuran dari Samudera Hindia.
Karena Jepang memakai strategi lubang tikus dalam bergerilya, maka dibuatlah lubang dibawah tanah yang terhubung dari satu pintu ke pintu yang lainnya. Maka, tidak heran sampai sekarang masih ditemukan sisa-sisa lubang Jepang di Kota Padang. Seperti halnya di Gunung Padang, Bungus, Lemdadika Pramuka Padang Besi, Lubuk Minturun, Perbukitan Belimbing, Tabing, Lanud TNI AU Tabing dan lainnya.
Saat ini, ada Komunitas Pemuda Peduli Cagar Budaya (PPCB) yang menelusuri bungker Jepang di Kota Padang. Komunitas ini berisi anak-anak muda yang dibina oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang.
Dari temuan mereka, ternyata Lubang Jepang di Kota Padang ini tersebar di 11 kecamatan. Bahkan ada satu lubang yang panjangnya mencapai 16 KM, yakni membentang dari Lubuk Minturun hingga Padang Besi.
Hal ini bisa dilihat dari pintu masuknya di Sungai Lareh (Lubuk Minturun) dan Lemdadika Pramuka Padang Besi. Dari bentangan lubang ini, ada puluhan pintu masuk di areal perbukitan Lubuk Minturun, Belimbing, Pauh, Belakang Unand, Gadut hingga Padang Besi.
Koordinator PPCB, Marshalleh Adaz menyebutkan pembangunan Lubang Jepang ini dimulai pada akhir tahun 1942 hingga Awal 1945. Lubang ini dibangun oleh para Romusha yang didatangkan dari Jawa dan Sulawesi. Ada juga orang Belanda yang menjadi tawanan, dipaksa menjadi Romusha.
“Melihat posisi Lubang Jepang yang tersebar di 11 kecamatan Kota Padang, difungsikan untuk pertahanan, pengamanan dan pengawasan atas aset-aset penting mereka. Jadi dari bentangan lubang-lubang Jepang ini, bisa dipastikan ada posko militer didekat pintu masuk,” ucap Marshalleh Adaz, Jumat (24/6/2022).
Pria yang kerap dipanggil “Pak Ad” ini juga mengatakan saat ini lubang-lubang Jepang di Kota Padang banyak yang tidak dirawat. Alhasil, ada beberapa pintu dan lorong yang telah runtuh akibat beberapa faktor. Seperti dimakan usia, vandalisme dan gempa yang kerap terjadi di Kota Padang.
Karena itulah ia mengharapkan ada investasi sejarah untuk Lubang Jepang ini. Kelak, bisa digunakan untuk kepentingan wisata, nilai sejarah, bahkan pertahanan militer, jika di kemudian hari Kota Padang terlibat dalam zona perperangan.
“Kota Padang ini kaya dengan nilai sejarah. Banyak situs-situs yang bisa diandalkan untuk mendongkrak pariwisata. Karena itulah perlu untuk mendapatkan investor yang mau mengurusi lubang-lubang Jepang ini,” katanya.
Melalui media sosial @padanglamo, Adaz mengungkapkan bahwa banyaknya peninggalan bangunan pertahanan Jepang di Kota Padang menunjukkan Padang dinilai strategis sebagai kawasan pertahanan.
“Memperkuat keyakinan selama ini bahwa Padang memang kota pertahanan, kota benteng, dan kota lubang. Begitu penting dan strategisnya Padang sehingga harus dijaga ketat oleh bangsa Belanda dan Jepang,” sambungnya.
Jika potensi dari situs sejarah terus digali, menurutnya tidak menutup kemungkinan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Padang akan meningkat dan menjadikannya kota yang unik.
“Jika potensi sejarah terus digali, dikembangkan, dan dikemas untuk kepentingan bersama, maka jelas PAD kota ini akan meningkat. Padang akan punya destinasi tersendiri dan karakteristik yang tidak sama dengan kota atau provinsi lainnya,” pungkasnya. (*)
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha