Sumbarkita – Pemerintah daerah dinilai belum melakukan sosialisasi yang efektif untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual di Kabupaten Padang Pariaman.
Direktur WCC Nurani Perempuan Sumatera Barat, Rahmi Meri Yenti, mengungkapkan bahwa kegagalan dalam penyuluhan justru memperburuk keadaan, meninggalkan korban dalam kesendirian dan ketidakpastian.
Menurut Rahmi, dampak dari sosialisasi yang tidak memadai sangatlah besar. Tidak hanya menyebabkan ketidaktahuan masyarakat tentang cara melindungi diri, sosialisasi yang kurang efektif justru membuka celah bagi peningkatan jumlah korban.
“Tanpa pemahaman yang jelas tentang tanda-tanda kekerasan seksual, banyak orang tua dan pengasuh anak tidak bisa mengidentifikasi ancaman sejak dini,” jelasnya dengan nada prihatin saat dihubungi Sumbarkita belum lama ini.
Korban pencabulan, lanjutnya, terutama anak-anak, sering kali tidak tahu harus berbuat apa dan ke mana mencari bantuan. Rahmi menambahkan, banyak korban yang terjebak dalam ketakutan, merasa malu, dan akhirnya memilih diam.
“Mereka merasa terisolasi karena minimnya informasi mengenai hak mereka untuk melapor dan mendapatkan perlindungan. Ini adalah krisis yang sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Rahmi juga menyoroti lemahnya sistem perlindungan bagi korban yang ada saat ini. Banyak korban yang tidak mendapatkan dukungan hukum dan psikologis yang mereka butuhkan.