Dari blusukan ini Indra menemukan banyak bakat muda. Salah satu nama yang menggema dari metode ini adalah Evan Dimas. Hasil pencarian bakat ini juga berbuah gelar juara HKFA U-19 pada Februari 2013.
Kendati demikian Indra sempat diturunkan jadi asisten pelatih Indonesia U-19 pada April 2013. PSSI yang ketika itu dilanda dualisme menunjuk Luis Manuel Blanco sebagai pelatih kepala.
Namun Blanco menolak. Pelatih Argentina ini tak sudi turun kasta ke U-19 sebab dikontrak untuk Timnas Indonesia. PSSI tak ambil pusing dan mengangkat Indra kembali jadi pelatih kepala.
Pepepa dan Juara AFF U-19
Kepercayaan PSSI ini dibayar tuntas Indra. Pemain-pemain hasil blusukan sejak 2011, mempersembahkan gelar juara Piala AFF U-19 2013. Indonesia juara setelah menang adu penalti lawan Vietnam.
Gelar juara ini begitu membius. Ini adalah gelar pertama Timnas Indonesia (di semua level usia) setelah emas SEA Games 1991 di pentas resmi. Dahaga gelar 22 tahun Indonesia diakhiri Indra.
Hal lain yang membuat tim asuhan Indra ini fenomenal adalah permainan. Gaya main tiki-taka sedang mendunia bersama Barcelona diadopsi Indra dengan pendekatan yang cocok untuk Indonesia.
Permainan mirip tiki taka itu kemudian dikenal dengan filosofi pendek pendek panjang (pepepa). Filosofi ini mengkombinasi permainan bola pendek satu dua sentuhan dengan bola panjang dalam intensitas cepat.
Kesuksesan Indra di pentas Piala AFF U-19 2013 makin menggema setelah mengalahkan Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U-19 2014. Karakter pantang menyerah diperlihatkan pemain.