Sumbarkita – Hewan-hewan yang berada di kawasan Gunung Marapi turun ke permukiman warga. Hal ini dikarenakan kondisi tidak kondusif akibat aktivitas Gunung Marapi yang meningkat.
Ahli Geologi, Ade Edward menyampaikan bahwa perilaku hewan yang turun dari gunung menunjukkan bahwa Marapi sudah tidak aman lagi sehingga harus menjauh. Aktivitas vulkanik Marapi yang mengeluarkan abu, bebatuan serta suhu tinggi telah mengganggu habitat hewan sehingga mereka turun untuk mencari tempat yang lebih aman.
“Aktivitas Marapi menyebabkan ketidaknyamanan yakni ditandai dengan suara gemuruh, suhu tinggi serta mengeluarkan abu dan bebatuan,” kata dia yang dikutip melalui Kompascom pada Senin (11/11).
Ia juga menyebutkan bahwa material abu vulkanik saat ini sudah sampai di tengah gunung. Ia memprediksi bahwa banjir lahar dingin akan lebih berbahaya dari sebelumnya.
“Jika terjadi banjir lahar lagi, kemungkinan akan lebih besar. Kondisi ini disebabkan aliran sungai yang berhulu di marapi yang belum dibersihkan,” ungkpanya.
Meskipun sudah dilakukan pembersihan atau pengerukan, namun belum mencapai hulu atau bagian atas Marapi. Ia juga mengimbau agar warga menjauhi radius 4,5 kilometer dari Kawaah Veerbek.
Sejak Rabu (6/11) Gunung Marapi mengalami peningkatan aktivitas sehingga statusnya naik dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III).