Ia menyebut kinerja Bank Perekonomian Rakyat di Sumbar juga tumbuh dengan baik. Aset tumbuh 6,25 persen menjadi sebesar Rp2,54 triliun, penghimpunan DPK tumbuh 3,53 persen menjadi sebesar Rp1,91 triliun, dan penyaluran kredit/pembiayaan meningkat 10,69 persen menjadi sebesar Rp1,93 triliun, dengan 70,21 persen merupakan kredit/pembiayaan UMKM.
Risiko kredit/pembiayaan masih terjaga dengan rasio NPL/NPF 7,88 persen, dan rasio LDR/FDR 101,38 persen.
“Perkembangan Pasar Modal Sumatera Barat pada Industri Pasar Modal, jumlah Single Investor Identification (SID) terus mengalami peningkatan. Pada posisi November 2023, total SID berjumlah 169.760 investor yang tumbuh sebesar 18,90 persen. SID saham mencapai 74.819 investor, yang tumbuh sebesar 20,29 persen, dengan total nilai transaksi sampai November 2023 adalah sebesar Rp11,70 triliun,” ungkapnya.
“Jumlah SID Reksa Dana adalah 160.507 investor, SID Surat Berharga Negara (SBN) berjumlah 6.976 investor, dan SID Efek Beragunan Aset (EBA) berjumlah 3 investor,” sambungnya.
Ia menambahkan dalam perkembangan edukasi dan perlindungan konsumen selama 2023, Kantor OJK Sumbar telah menyelenggarakan 27 kegiatan edukasi dengan sasaran peserta meliputi masyarakat umum, pelajar, pelaku UMKM, penyandang disabilitas serta perempuan dan Ibu Rumah Tangga.
Kegiatan edukasi tersebut dilakukan dengan target meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap tugas OJK, produk dan layanan industri jasa keuangan, serta waspada aktivitas keuangan ilegal.
Sementara, di bidang perlindungan konsumen, dari Januari sampai November 2023, pada Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) tercatat sebanyak 3.202 layanan masyarakat yang berdomisili di Sumatera Barat. Layanan tersebut terdiri dari 301 pengaduan, 388 pemberian informasi dan 2.513 pertanyaan.
“Dari layanan yang masuk, sebanyak 1.350 layanan terkait dengan entitas yang tidak diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, di antaranya pertanyaan mengenai pinjaman online ilegal serta penawaran investasi ilegal,” katanya.