“Usai kejadian itu anak saya ngigau saat tidur beberapa kali. Ini sempat membuat saya tidak nyaman,” kata Julianto.
Karena itu, lanjutnya, ia tidak terima dengan apa yang terjadi sehingga perlu melakukan tindakan terkait kejadian itu.
Menyoal itu semua, Kadis Pendidikan Kota Pariaman Kanderi mengatakan kedua belah pihak telah dipertemukan. Masing-masing pihak telah menyampaikan cerita versi mereka.
Menurut Kanderi, usai mendengarkan cerita kedua belah pihak, ternyata terdapat kesalah pahaman.
“Kenyataan yang terjadi antara murid tersebut tidak seperti informasi yang beredar. Hanya kesalah pahaman penerimaan dari orang tua murid dari cerita anaknya,” ungkap Kanderi.
Setelah mendengar cerita dari anaknya, lanjut Kanderi, orang tua murid datang ke sekolah dengan emosi.
“Nah saat ini kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai dan tidak memperpanjang masalah ini,” ujarnya.
Kanderi berharap agar pihak sekolah atau orang tua murid tidak mudah terpancing dengan cerita anak sehingga membuat keputusan yang tidak tepat.
“Dan jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi. Seluruh hal diutamakan musyawarah sehingga tidak cepat merebak ke publik dn menjadi isu yang tak jelas,” kata Kanderi. ***