SUMBARKITA.ID — Kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh oknum pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) M Natsir di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), terus menyedot perhatian. Jika sebelumnya diberitakan ada 3 korban anak bawah umur warga sekitar Ponpes jadi korban sodomi, kekinian informasi yang berkembang menyebut ada belasan santri menjadi korban.
Pelakunya, diduga pria berinisial MS yang merupakan salah seorang pengasuh pondok. Perbuatan diduga berlangsung di ponpes yang berada di Batu Bagiriak, Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti tersebut.
Kasat Reskrim Polres Solok Arosuka, Iptu Rifki Yhuda Ersanda mengatakan. dalam menjalankan aksinya, MS membujuk para korban bermain game online di gawainya.
“Dibujuk dengan main game online. Anak-anak ini dibawa ke kamarnya,” kata Rifki.
Menurut informasi, tersangka MS baru saja membeli sebuah gadget jenis tablet. Dia kemudian merayu para korban dengan membiarkan mereka bermain menggunakan tablet tersebut, dengan syarat bersedia menjadi pelampiasan nafsu bejat tersangka.
Polisi sedang mencari MS yang melarikan diri sebelum ditetapkan sebagai tersangka.
Ia menyebutkan berdasarkan hasil laporan sampai saat ini jumlah korban tindakan pencabulan tersebut sebanyak tiga orang anak di bawah umur yang berusia 10-12 tahun. Saat ini anak-anak itu sudah melakukan tes visum et repertum.
“Tiga orang anak itu merupakan anak dari warga yang tinggal di sekitar lingkungan asrama pondok pesantren,” ujar dia.
Sementara itu, Bupati Solok, Epyardi Asda, mengaku prihatin atas kasus pelecehan seksual yang terjadi di Ponpes M Natsir.
Epyardi mengaku mendapat laporan dari Wali Jorong ada belasan santri yang menjadi korban.
“Dari laporan yang saya terima, ada 10-14 santri yang menjadi korban (sodomi), namun yang baru membuat laporan ada tiga orang,” sebutnya.
Terkait peristiwa itu, ia sudah memerintahkan pihak Kecamatan Lembah Gumanti dan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok memberikan trauma healing kepada para santri. (dj/sk)