PADANG, SUMBARKITA – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar tengah mempersiapkan pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi yang akan dibuka untuk umum pada Oktober mendatang. Saat TWA beroperasi pendakian ke Gunung Marapi akan dibatasi 150 orang per hari.
“Sebagai upaya mengelola kawasan TWA Gunung Marapi yang lebih baik, sekaligus untuk menyosialisasikan rencana reaktifasi TWA pada bulan Oktober nanti, kami telah bertemu dengan stakeholder terkait,” ungkap Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono, Kamis (15/9/2022).
Dalam pertemuan itu, Kepala BKSDA Sumbar menjelaskan terkait pengelolaan TWA Gunung Marapi akan dilakukan oleh BKSDA Sumbar melalui Resort KW IV Marapi, Singgalang Tandikat.
“Pendakian akan menggunakan sistem baru, yakni untuk 2 hari 1 malam, dibatasi 150 orang per hari. Pendaki akan dikenai Tiket Pendapatan Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp5 ribu per hari dan juga akan dilibatkan asuransi kecelakaan,” ungkap Ardi.
Menurutnya, Standar Prosedur Operasional (SOP) Pendakian di TWA Marapi telah disusun dan akan diterapkan. Selain untuk pendakian, TWA juga dapat digunakan untuk wisata kemping (Bumi Perkemahan), wisata religi, dan wisata sejarah dilengkapi dengan spot foto yang menarik.
Dalam menambah pendapatan masyarakat sekitar, BKSDA Sumbar juga membuka peluang baik perorangan maupun kelompok masyarakat untuk mendapatkan izin usaha yang sesuai dengan tata blok yang telah ditetapkan.
“Misalnya Izin Usaha Penyedia Sarana Wisata Alam yang dikeluarkan oleh menteri meliputi wisata tirta, akomodasi, transportasi, wisata petualangan serta olahraga minat khusus,” sebut Ardi.
Selain izin usaha, penyedia sarana juga dapat mengajukan Izin Usaha Penyedia Jasa Wisata Alam tersebut bisa berbentuk izin jasa pramuwisata, infomasi pariwisata (seperti jual spot foto), transportasi, perjalanan wisata, cinderamata, jasa makan dan minum (kuliner), dan persewaan peralatan wisata alam.
Lebih lanjut, dalam kegiatan reaktifasi TWA Gunung Marapi dan rencana launching jalur pendakian, BKSDA Sumbar akan melakukan tahapan kegiatan yakni pembentukan kader konservasi, pembentukan forum jasa wisata, sosialisasi pembukaan pendakian, pemberdayaan pemuda dengan bantuan alat-alat pendakian, dan Temu Masyarakat Bina Cinta Alam.
Terkait mitigasi bencana, BKSDA Sumbar akan berkoordinasi secara intens dengan BVMBG dan BPBD Kabupaten Tanah Datar dan Agam. Sedangkan untuk tata batas wilayah administrasi Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar akan diserahkan ke Pemerintah Provinsi Sumbar.
Dengan rencana-rencana itu, BKSDA Sumbar berharap bisa membantu menjadikan TWA Marapi menjadi tempat wisata pendakian terbaik di Sumbar. (*)
Editor: RF Asril
