Misteri Angka 4
Jika dilihat lebih dekat, ada yang menarik dibalik penulisan angka-angka Jam Gadang, terutama pada penulisan angka 4. Alih alih ditulis IV sesuai angka Romawi, angka 4 pada Jam Gadang ditulis IIII. Terdapat beberapa teori mengenai alasan penulisan angka ini.
Ada yang menyebut jika penulisan angka “IV” akan bermakna “I Victory”, yang bisa memicu semangat rakyat dalam melawan Belanda. Namun, ada juga teori yang mengatakan jika penulisan angka IIII ini adalah bentuk awal dari angka Romawi sebelum berubah menjadi IV yang kita kenal sekarang.
Dibangun Tanpa Besi Penyangga
Jam Gadang berdiri tanpa menggunakan besi penyangga atau semen yang biasa digunakan oleh para pekerja dalam membangun sebuah bangunan. Campurannya hanya terdiri dari pasir putih, kapur, dan putih telur sebagai lem.
Meski unik dan agak sedikit aneh, ternyata teknik ini juga digunakan pada bangunan-bangunan bersejarah lainnya, seperti Colloseum di Roma dan Candi Borobudur.
Terowongan di Bawah Jam Gadang
Konon, Jam Gadang memiliki lorong bawah tanah yang terhubung dengan Lubang Jepang di Panorama Bukittinggi. Terowongan ini dibangun pada masa pendudukan Jepang dan berada sekitar 600 meter dari Jam Gadang. Namun, lorong tersebut tidak dibuka untuk umum karena oksigen yang minim dan ukuran terowongan yang sempit.
Jam Gadang bukan hanya sebuah menara jam biasa, tapi juga saksi sejarah, budaya, dan keunikan arsitektur yang kaya akan makna. Fakta menarik dan misteri yang ada di dalamnya menjadikan Jam Gadang sebagai ikon yang tak hanya membanggakan Kota Bukittinggi, tapi juga Sumbar secara keseluruhan.