SUMBARKITA.ID — Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan, dirinya dicopot oleh Presiden Jokowi dari jabatannya sebelum masa pensiun, karena terkait pemutaran film G30S/PKI.
Gatot mengatakan, saat itu, dia menginstruksikan kepada jajarannya agar memutar film G30S/PKI secara serempak di seluruh daerah di Indonesia.
Pernyataan itu disentil oleh Pegiat dan penulis buku, Denny Siregar. Dia menyebut, Gatot seperti sedang berhalusinasi.
“Dulu berkuasa, banyak anak buah, apa-apa tinggal perintah, fasilitas tinggal tunjuk saja, tamu datang dari mana-mana, selalu dapat hormat dari siapa saja. Sekarang, bukan siapa-siapa..Sepi. Merasa tak berguna. Lalu mulai bertingkah. Halusinasi. Pedih, Jendral.” Sindir Denny Siregar di twitternya, Kamis (24/9).
Denny lantas meminta Gatot agar menyebutkan jumlah anggota PKI yang pernah ditangkapnya selagi masih menduduki pucuk pimpinan TNI.
“Jaman jadi Panglima, ada berapa anggota PKI yang sudah bapak tangkap sehingga bapak sekarang begitu takutnya?” Tanya Denny Siregar.
Sebelumnya, Pemerintah telah membantah pengakuan Gatot tersebut. Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian mengatakan, pergantian Panglima TNI bukan karena pemutaran Film G30S/PKI. Dia menjelaskan, pergantian Gatot karena masa jabatannya sudah selesai.
“Kalau untuk itu kan karena memang sudah masa jabatan Pak Gatot sudah selesai dan memang sudah waktunya pergantian rutin pimpinan TNI. Jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemutaran G30S,” kata Donny Rabu (23/9).
“Jadi saya kira terlalu jauh dan agak kebablasan mengaitkan antara pemutaran film G30S dengan pencopotan beliau,” ucap Donny.
Dilansir jpnn, Ia menambahkan, setiap pimpinan TNI-Polri terikat masa jabatan sehingga pasti akan dilakukan pergantian. (ag/sk)