SUMBARKITA.ID — Kecaman publik masih tertuju ke Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP). Hal itu terkait lomba menulis dengan tema ‘Hukum Hormat Bendera dalam Islam’ dan ‘Hukum Bernyanyi Lagu Kebangsaan dalam Islam. Sebab kedua tema itu dinilai menyinggung umat Islam.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas. Busyro menilai, lomba itu tendensius dan tidak bermanfaat.
“Ini bukan saja tendensius, itu jelas-jelas useless, tidak ada manfaatnya sama sekali. Tidak ada konsep akademis ideologisnya,” ucap Busyro kepada wartawan.
Busyro menilai tema yang diusung BPIP justru mengadu domba sekaligus penghinaan terhadap komunitas santri. Dia mengatakan Hari Santri bukan hanya milik warga Nahdlatul Ulama saja, tapi milik semua umat Islam.
“Apakah selama ini negara itu ada problem dengan penghormatan bendera Merah Putih? Problem lagu kebangsaan? Faktanya tidak ada. Kalau tidak ada, mengapa BPIP mencari-cari penyakit ini namanya,” kata Busyro dilansir FIN.
Sindiran Tokoh Papua
Tokoh papua, Christ Wamea, ikut menyindir BPIP. Dia menilai, selama ini kerja BPIP seolah kerap membenturkan Islam.
“BPIP ini lembaga yang kerjanya cuma benturkan islam dengan pancasila,” tulis Christ Wamea di Twitter-nya, dikutip, Minggu (15/8).
Dia mengatakan bahwa isu hormat bendera menurut Islam sudah lama selesai dalam sejumlah pembahasan. Kini tema itu kembali diangkat dan mengusik umat Islam.
BPIP Mengangkat isu hormat bendera justru mengusik umat Islam yang sudah lama ‘clear’ katanya. Lomba penulisan artikel tersebut digelar BPIP dalam rangka memperingati hari santri nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2021. BPIP menyampaikan hal itu pada akun Twitter resminya.
“SalamPancasila. Halo #SobatPancasila dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021 Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar lomba: Kompetisi Penulisan Artikel Tingkat Nasional,” tulis Christ Wamea. (*/sk)