Sumbarkita – Bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi. Tingginya curah hujan diduga membuat endapan lumpur pasca erupsi yang terjadi tahun lalu turun terbawa arus dengan kecepatan tinggi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhairi, endapan pasca erupsi tersebut berisi material tanah dan lumpur. Arus deras yang tercipta ikut mendorong batu-batu besar turun ke lokasi lebih rendah.
Faktor erupsi dan gempa-gempa kecil juga membuat pola aliran banjir lahar berubah sehingga alirannya menyasar ke pemukiman warga.
Abdul mengungkapkan, terdapat zona di sekitaran Gunung Marapi yang paling berdampak yaitu Bukik Batabuah Kabupaten Agam dan Kelok Hantu (Tanah Datar).
“Wilayah itu masuk dalam zona merah muda yang dilalui oleh aliran banjir lahar dingin,” sebut Abdul saat disaster briefing dan jumpa pers secara virtual, Senin (13/5).
Ia menegaskan, pemerintah harus peka terhadap daerah bahaya tersebut. Artinya, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka masyarakat harus segera dievakuasi.
BNPB Menyoroti Jalan Putus Lambah Anai
Pendirian bangunan di pantaran aliran sungai di Silaiang Tanah Datar membuat pergerakan aliran sungai semakin sempit. Abdul menuturkan, dibangunnya berbagai tempat rekreasi hingga cafe dengan cara menebang pohon di sekitar aliran sungai merupakan tindakan ilegal dan membahayakan.