SUMBARKITA.ID — Proyek rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Panti-Rao (PSL 3) di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat kini tengah disorot publik. Metode penggunaan bahan seperti Precast dan Readymix yang bukan pabrikasi mendapat sorotan karena ada kekhawatiran terkait spesifikasi teknis dan mutu beton.
Masyarakat mulai mempertanyakan kualitas teknis proyek Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V) Padang dengan anggaran Rp48 miliar dan sedang dikerjakan tersebut.
Kekhawatiran terkait mutu dan daya tahan muncul lantaran di lokasi tampak ada kerusakan berupa beton pecah dan retak. Meskipun belum dipasang atau yang rusak tidak dipasang, namun memunculkan pertanyaan tentang efektivitas metode produksi yang digunakan.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V) Padang, Mochammad Dian Al-Ma’aruf membenarkan dan mengetahui pembuatan Beton Precast dan Readymix di daerah lokasi proyek. Menurutnya itu sah-sah saja dilakukan.
“Sesuai spesifikasi yang diminta dalam lampiran dokumen kontrak, tidak ada larangan pencetakan Readymix di lapangan. Jadi diperbolehkan selama memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan” kata Dian saat dikonfirmasi, ditulis Rabu (9/8/2023).
Saat ditanya apakah Kementerian PUPR membolehkan proyek BWS V Padang menggunakan bahan Precast dan Readymix, bukannya bahan pabrikasi, Dian menegaskan, dalam dokumen lelang, proses pekerjaan precast tidak mewajibkan pabrikasi. Begitu juga dalam dokumen administrasi penawaran tidak ada permintaan dukungan pabrikasi Beton Precast dan Readymix.
Atas dasar itu, sepertinya proyek rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Panti Rao (PSL 3) oleh Balai Wilayah Sungai V Padang tidak diwajibkan berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Beton Precast, Readymix dan besi, serta material lain yang digunakan, harus sudah memenuhi persyaratan teknis dan lulus uji mutu untuk dilaksanakan pengerjaan pemasangannya,” tegasnya.
Menurutnya, pembuatan beton precast dilaksanakan oleh tenaga dari kontraktor yang bersertifikat dan diawasi oleh konsultan supervisi.
“Kemudian beton yang dihasilkan dilakukan uji mutu beton di laboratorium untuk memastikan kualitasnya sesuai atau tidak, jika sudah sesuai maka dilanjutkan pemasangannya,” pungkasnya. ***