Ia juga meminta kepada masyarakat yang mengetahui keberadaan benteng Jepang agar melaporkan ke Pemko Padang untuk didata. Termasuk kesadaran untuk menjaga kelestarian benteng.
Baginya, benteng Jepang ini merupakan aset yang memiliki aspek sejarah dan militer yang tinggi. Disamping itu, terdapat potensi wisata yang bisa menguntungkan Indonesia dan Jepang.
“Jika Padang nantinya dilanda perang, bisa memanfaatkan benteng ini. Masih kokoh dan kuat. Termasuk potensi wisata. Karena itulah butuh perhatian dan kerjasama dengan Pemerintahan Jepang,” katanya.
Selain itu, beberapa Benteng Jepang juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat usaha yang menarik dan unik seperti kafe. Investor tidak perlu lagi memikirkan bangunan. Cukup membersihkan dan merehap Benteng agar bisa dimanfaatkan., seperti benteng di wilayah kampus UBH yang memiliki ruangan yang cukup luas.
“Kalau ada investor yang mau memnafaatkan benteng Jepang untuk usaha, silahkan. Pemko Padang sangat terbuka untuk hal ini,” katanya lagi.
ALASAN KENAPA BARU SEKARANG
Upaya penyelamatan situs peninggalan Perang Dunia II di Kota Padang ini, sebelumnya pernah dilakukan tahun 1997 silam.
Dimana ada 4 orang warga meminta izin kepada Pemko Padang untuk masuk dan memetakan Benteng Jepang di Gunung Padang yang terhubung hingga ke Seberang Palinggam.
Namun karena persiapan kurang matang, izin tersebut ditolak. Tetapi ke 4 warga tersebut tetap nekat untuk masuk tanpa ada pengawasan.
Alhasil target mereka tidak berjalan dengan baik dan satu orang meninggal didalam benteng karena kehabisan oksigen.
“Tahun 1997 pernah ada 4 orang yang masuk ke benteng di Gunung Padang. Baru satu jam di dalam ada insiden. Satu orang meninggal dunia karena kehabisan oksigen,” katanya.
Akibat insiden tersebut, terbangun trauma dan ketakutan untuk menjaga dan memetakan lubang. Traumatik ini bertahan berpuluh tahun dan akhirnya membiarkan benteng-benteng jepang terbangkalai.
“Sudah saatnya kita bersama untuk memanfaatkan dan menjadikan benteng ini berguna kembali. Tidak ada waktu lagi karena jika dibiarkan beitu saja, kita semua akan kehilangan aset penting,” tutupnya. (*)